SAO PAULO — Pemilu presiden (pilpres) di Brasil harus memasuki putaran kedua pada 26 Oktober mendatang. Tak seorang pun calon presiden yang berhasil meraih suara mayoritas dalam pemilu yang berlangsung pada Ahad (5/10).
Presiden Dilma Rousseff yang kembali ikut berlaga meraih suara terbanyak dibandingkan pesaingnya. Calon dari Sosial Demokrat (PSDB), Aecio Neves, berada di urutan kedua, sedangkan Marina Silva dari Partai Sosialis tak memperoleh suara yang signifikan.
Berdasarkan 99,9 persen suara pemilih yang telah dihitung, Rousseff mendulang 41,6 persen suara, Neves 33,6 persen suara, dan Silva 21,3 persen suara. Dengan demikian, Rousseff dan Neves harus kembali bersaing dalam putaran kedua.
Rousseff yang didukung kelas pekerja harus bekerja keras agar mampu mengalahkan Neves yang probisnis. Para penanam modal berada di belakang Neves. Ia mengusulkan perdagangan bebas dan pengetatan belanja pemerintah.
Meski demikian, Rousseff masih merupakan favorit pemenang pemilu tahun ini. Partai Pekerja (PT) yang mengusung dirinya memiliki catatan gemilang dalam mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja selama 12 tahun berada di lingkaran kekuasaan. Ini modal besar.
Selama Rousseff menjabat presiden, jumlah pengangguran lebih rendah dibandingkan masa pemerintahan para pendahulunya. Tingkat pengangguran hanya berkisar pada angka lima persen. Upah minimum pekerja juga naik.
Dalam tiga pekan mendatang ia akan menguatkan citra itu dan menyebarkan persepsi bahwa Neves yang memerintah pada 1995-2002 merupakan calon presiden yang berpihak kepada orang kaya. Pada pidato Ahad (5/10) malam, ia tak membuang waktu untuk menyudutkan PSDB.
Menurut Rousseff, PSDB sangat kental dengan resesi, pemangkasan belanja, dan pengangguran. "Rakyat Brasil tak menginginkan ‘hantu’ yang berasal dari masa lalu," katanya. Ia optimistis mampu mengakhiri pertarungan dalam pemilu dengan sebuah kemenangan.
Rousseff menyiapkan langkah besar untuk warga Brasil. "Periode pemerintahan kedua saya akan lebih baik dibandingkan periode pertama. Neves tak tinggal diam. Ia secepatnya mendekati para pemilih Marina Silva.
Saat merayakan perolehan suara pemilu presiden, ia sejenak mengajak pendukungnya mengenang mendiang Eduardo Campos yang tewas dalam kecelakaan pesawat pada 13 Agustus 2014. Campos semula kandidat presiden dari Partai Sosialis.
Kematian Campos membuat partainya mengajukan Silva, yang awalnya disandingkan dengan Campos sebagai wakil presiden, menjadi calon presiden. Neves meyakini gabungan pemilih dirinya dan Silva akan mampu mengalahkan Rousseff.
"Angin perubahan yang menyebar di seluruh Brasil meraih dukungan besar pada putaran pertama," ujar Neves. Dalam jajak pendapat pekan lalu, terungkap pula hampir 60 persen pemilih Silva mengalihkan suaranya ke Neves pada putaran kedua pemilu.
Pascapemungutan suara pada Ahad (5/10) Silva tak terbuka menunjukkan sikapnya. Ia hanya menyatakan, partai pendukungnya dalam beberapa hari ke depan bertemu dan menentukan dukungan pada putaran kedua. rep:gita amanda/reuters ed: ferry kisihandi