Dahulu, Shai Masot menyebut dirinya sebagai seorang dengan pandangan terbuka yang ingin melakukan kebaikan di dunia. Namun, kemudian ia menyebut Niccolo Machiavelli sebagai "tuannya", demikian diulas Middle East Eye.
Machiavelli dikenal sebagai sejarawan Renaissance, politikus, diplomat, filsuf, humanis, dan penulis. Machiavellianisme biasanya memiliki konotasi negatif karena pandangan-pandangan sang filsuf yang menghalalkan aneka cara demi politik.
Berbeda dengan nasib sang "tuan", Masot bernasib tragis. Ia tertangkap basah melakukan operasi bawah tanah mengintervensi perpolitikan di Inggris. Sebuah kontradiksi yang kemudian membuat Masot mengakhiri kariernya di Kedutaan Besar Israel di London.
Masot harus menebus kesalahannya dengan meninggalkan Inggris. Kedutaan Besar Israel mengecam tindakannya. Masot diterjunkan ke posisi staf junior. Ia menjadi karyawan magang rendahan.
Segala hal soal Masot mulai ditutup. Ia mengunci akun media sosialnya. Namanya tidak muncul di Facebook. Meski demikian, tidak cukup sulit menemukannya dalam jejak masa lampau.
Ia pernah menjabat di angkatan laut selama delapan tahun. Peringkatnya mencapai mayor. Pada 2013, fotonya muncul di situs COGAT, kantor cabang Kementerian Pertahanan Israel yang mengurusi Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Masot meraih gelar masternya dalam hubungan internasional. Ia kemudian bekerja di Kementerian Pertahanan Israel selama dua tahun. Setelah dipromosikan menjadi mayor, Masot pindah ke ranah diplomasi dan dipindahkan ke London.
Ia terdaftar sebagai karyawan Kementerian Urusan Strategis Israel. Lembaga itu merupakan inti pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk melawan boikot, sanksi, dan lainnya yang dianggap sebagai ancaman dari luar negeri.
Meski dalam video rekaman rahasia Aljazirah ia menyebut dirinya bukan diplomat karier, Masot sering menghubungkan diri dengan pejabat-pejabat senior Inggris. Ia menghadiri beragam pertemuan, termasuk dengan anggota Forum Muslim Konservatif.
Ia hadir sebagai diplomat dan pejabat politik pada pertemuan November 2015 tersebut. Ia juga tampak berfoto bersama anggota Liberal Democrat Friends of Israel di bulan yang sama. Ia sering ikut dalam pertemuan yang dihadiri Mark Regev, duta besar Israel untuk Inggris.
Dalam video rahasia Aljazirah, Masot juga berkomentar soal Regev. "Mark Regev ... yah, ia teman yang baik. Namun, ia bukan orang yang akan maju untuk berperang," kata Masot. Oleh Lida Puspaningtyas, ed: Yeyen Rostiyani