Ahad 10 Aug 2014 18:00 WIB

KH As’ad Humam Pencetus Metode Iqro’

Red: operator

Kiai As'ad dikenal sederhana dan gigih.

Mengaji Iqro', banyak Muslim di Tanah Air yang menyebut demikian. Cara mengaji yang ditawarkan metode ini, cukup populer di era 90-an, bahkan hingga sekarang. Pola pengenalan Alquran yang ditawarkan sangat brilian, mendobrak kebuntuan cara belajar Alquran ketika itu.

Tetapi, siapa di balik metode tersebut, banyak yang kurang mengetahui. KH As'ad Humam, dialah pencetus Metode Iqro'.

Meski fotonya tertera di sampul belakang buku Iqra', tetapi sebagian besar justru asing dengan kiprahnya.

Tokoh yang lahir pada 1933 itu dibesarkan dan berkem bang dalam kesehajaan dan kecintaan terhadap ilmu. Iktikad yang besar mengabdi kepada ilmu, ia buktikan dengan belajar langsung kepada KH Dachlan Salim Zarkasyi. Meski, tak pernah lulus pendidikan formal, ia putus sekolah ter henti di kelas dua Madrasah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta, setingkat SMP.

Aktivitas perniagaan mengantarkan kedua tokoh untuk saling mengenal. As'ad begitu akrab disapa, ada lah pedagang imitasi di Pasar Bringharjo, kawasan Malioboro, Yogyakarta.

Jiwa berwiraswasta itu ia warisi dari kedua orang tuanya. Dari sinilah As'ad lantas mengenal Metode Qiroati, satu dari sekian metode baca Alquran yang sudah eksis lebih dulu.

Kegigihan dan keuletan As'ad mendorong gagasan-gagasan yang inovatif. Putra dari H Humam Siradj tersebut menyusun sendiri polapola dan tehnik belajar membaca Alquran. Sempat mendapat penolakan dari Sang Guru, akhirnya ia merangkul para sahabatnya yang tegabung di Angkatan Muda Masjid dan Mushalla (Team Tadarus "AMM") Yogyakarta untuk me nyusun sendiri dengan pengembangan penggunaan metode Iqro'. Syahdan, ide ter sebut terealisasikan dengan baik.

Metode inipun mendapat respons positif dari Muslim Tanah Air, bahkan dampaknya dirasakan nyata secara luas di dunia internasional, terutama kawasan Asia Tenggara. Metode ini dinilai memiliki banyak kelebihan, seperti kemudahan dan akurasi.

Taman Bacaan Alquran Akhirnya, pada 16 Maret 1988, setelah melalui studi banding dan uji coba, berdirilah Taman Kanak-Kanak Alquran (TKA) AMM Yogyakarta.

Setahun kemudian, tepatnya 23 April 1989 berdiri Taman Pen didikan Al-Qur'an (TPA) "AMM" Yogyakarta yang ber lokasi di Kampung Selokraman Kotagede.

Penemuan metode dan aplikasinya tersebut meng undang decak kagum dan minat para peneliti. Berbagai riset dan kajian berusaha meng ungkap seluk-beluk me tode ini. Sebagian besar ber kesimpulan bahwa metode ini efektif mengajarkan belajar Alquran bagi para pemula, khususnya di TKA-TPA "AMM" Kotagede, Yogyakarta. Sebuah kajian menyebutkan, tingkat keberhasilannya mencapai 89,9 persen bagi anak usia TK dalam waktu enam hingga 18 bulan.

Pantas bila atas jasanya itu, Kiai As'ad mendapat deretan penghargaan dari pemerintah. Pada 1991, menteri agama H Munawir Syadzali menobatkan TKA TPA asuhan Kiai As'ad tersebut sebagai balai litbang LPTQ Nasional.

Kehadiran Iqro' pun menyedot perhatian umat Muslim seantero nusantara, bahkan hingga ke mancanegara.

Jutaan santri yang belajar menggunakan metode ini hingga sekarang, menjadi amal jariyah sosok pria yang wafat pada awal Februari 1996 di usia 63 tahun. Ia mengembuskan napas terakhirnya pada Ramadhan, Jumat (2/2) sekira pukul 11:30 WIB dan jenazahnya dishalatkan ribuan jamaah di Masjid Baiturahman Selo kraman Kota Gede.

Metode Iqro' yang ia cetuskan menjadi amal jariyah yang dibaca jutaan santri hingga sekarang.

rep:amri amrullah ed: nashih nashrullah

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement