Oleh:Neni Ridarineni -- ''Selamat ya, Anda tadi dapat berkah. Kalian tadi bisa mencium Hajar Aswad kan,'' kata Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Abdurrahman Muhammad Fachir kepada tim Media Center Haji (MCH) Makkah, Sabtu (26/9) malam.
Momen membahagiakan itu bermula ketika pada Sabtu siang sebelum waktu Zhuhur tim MCH Makkah diajak Kepala Daker Makkah, Endang Jumali bersilaturahim dengan Kepala Pengamanan Masjidil Haram, Brigjen Yahya Bin Musa'id Az-Zahrani. Ikut serta pula dalam silaturahim itu Kepala Seksi Perlindungan Daker Makkah Jaetul Muchlis, Kepala Sektor Khusus M Hassan dan tim Daker Makkah.
Foto:PRASETYO UTOMO/ANTARA
Sejumlah umat muslim berdoa di Multazam, Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi.
Untuk menuju ruang kerja kepala pengamanan Masjidil Haram, kami melewati pintu sebelah kanan Masjidil Haram yang dijaga ketat oleh askar. Sebelum masuk, kami didampingi seorang warga Malaysia yang mengenakan jubah putih dan tampaknya sudah kenal dekat dengan Endang Jumali dan Yahya bin Musa'id Az-Zahrani.
Kami berempat belas langsung naik ke lantai dua, tempat ruang kerja Yahya berada. Namun, sebelum masuk ke ruang kerja Kepala Pengamanan Masjidil Haram, kami transit dulu di ruang Direktur Komunikasi Mayjen Abdul Rahman Al-Qahtani.
Sekitar 10 menit kemudian, kami pun disuruh masuk ke ruang kerja Kepala Keamanan Masjidil Haram. Di ruangan itu, dia tampak sibuk sekali. Endang Jumali kemudian berbincang-bincang sebentar dengan Yahya menggunakan bahasa Arab.
Dalam percakapan tersebut, Kepala Keamanan Masjidil Haram mengatakan, keamanan jamaah haji menjadi prioritas utama pihak pengamanan Masjidil Haram. CCTV, layar monitor hingga penunjuk arah dikerahkan untuk melindungi para tamu Allah.
Dia juga mengimbau kepada jamaah haji di Masjidil Haram untuk berhati-hati. Sebab, di Masjidil Haram dipasang banyak CCTV, sehingga apabila ada jamaah haji yang bertingkah mencurigakan akan langsung ditangkap dan dibawa ke penjara. Dari ruangan Yahya inilah, keamanan di dalam dan di luar Masjidil Haram dikendalikan.
Saat itu, kami diijinkan berfoto bersama Yahya. Biasanya, perempuan tidak boleh foto dengan laki-laki, tapi kali itu Kepala Keamanan Masjidil Haram memberi kesempatan lima orang perempuan dari tim MCH untuk foto bersamanya.
Sebagaimana tradisi sebelumnya kepada tamu VVIP, petugas perlindungan dari Indonesia bersama timnya mendapat kesempatan untuk mencium Hajar Aswad. Setelah foto bersama, rombongan diberikan pengawalan khusus dari para askar.
Keluar dari ruangan Yahya, rombongan turun melewati jalan yang biasa digunakan imam yang akan memimpin shalat di depan Ka'bah. Sesampainya di dekat Ka'bah, kami diminta menunggu. Para askar kemudian sibuk mengatur supaya kami bisa mendekat ke Hajar Aswad. Padahal, saat itu pelataran Ka'bah dipenuhi ratusan ribu jamaah yang sedang tawaf ataupun berdesak-desakan untuk mencium Hajar Aswad.
Beberapa askar memandu kami untuk mengikuti mereka dan mereka mulai membuat barikade pembatas untuk memisahkan jamaah supaya tidak mendekat dulu ke Hajar Aswad. Kami diminta mendekat sekitar dua meter dari Hajar Aswad. Saat itu, masih banyak jamaah haji dari berbagai negara yang kebanyakan berkulit hitam hendak mencium Hajar Aswad.
Namun, karena adanya barikade yang dibuat askar yang berjumlah sekitar 10 orang, para jamaah yang tadinya berdesak-desakan untuk mencium Hajar Aswad mulai menyingkir dan tinggal kami berempat belas yang paling dekat dengan Hajar Aswad. Akhirnya, syukur Alhamdulillah kami berkesempatan mencium Hajar Aswad satu per satu.
''Subhanallah ya kita bisa menjadi tamu VVIP dan mendapat kesempatan mencium Hajar Aswad tanpa desak-desakan. Tapi, sebenarnya nggak tega dan malu juga sih melihat orang lain berdesak-desakan dan melihat kita yang dengan mudah bisa mencium Hajar Aswad,'' kata salah seorang teman dari MCH.