Senin 26 Oct 2015 13:00 WIB

Gunung Barujari di Rinjani Meletus, Pendakian Ditutup

Red:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MATARAM -- Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mengungkapkan, anak gunung Rinjani, Gunung Barujari, mengeluarkan letusan dan asap yang cukup banyak sekitar pukul 10.00 WITA, Ahad (25/10). Akibatnya, seluruh aktivitas pendakian ditutup dan pengunjung diimbau untuk turun gunung.  "Tadi siang sekitar pukul 10.00 WITA. Anak gunung Rinjani, Gunung Barujari, yang masih aktif meletus. Saat ini, masih mengeluarkan asap," ujar Kepala Balai TNGR Agus Budiono kepada Republika, Ahad (25/10).

Untuk menghindari dampak yang tidak diinginkan, Agus mengimbau kepada pengunjung untuk tidak melakukan pendakian. Sementara itu, petugas yang bergerak di lapangan diinstruksikan segera menutup jalur pendakian. "Kita instrusikan kepada petugas, pendakian ditutup dan pengunjung untuk turun menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Sejauh ini, tidak ada korban jiwa akibat letusan tersebut," ungkapnya.

Gunung Barujari memiliki ketinggian 2.296 - 2.376 meter dari permukaan laut (mdpl) dan berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani. Gunung Barujari juga disebut sebagai anak Gunung Rinjani oleh masyarakat Pulau Lombok karena terbentuk di area Danau Segara Anak Gunung Rinjani pada 1944.

Agus menambahkan, kawasan hutan Gunung Rinjani juga sempat terbakar. Kawasan hutan TNGR yang terbakar terjadi di beberapa titik, seperti di Kecamatan Aikmel, Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, dan Desa Senaru, Kabupaten Lombok Utara. "Informasinya, kawasan hutan yang terbakar sudah bisa dipadamkan, tapi penutupan sementara aktivitas pendakian utamanya karena letusan Gunung Barujari," ucapnya.

Petugas TNGR saat ini tetap siaga di setiap resor untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi dalam rangka membantu proses evakuasi jika terjadi kondisi darurat. BTNGR memiliki sejumlah wilayah tugas, seperti Resort Sembalun, Resort Kembang Kuning-Timbanuh, Resort Joben, Kabupaten Lombok Timur, dan Resort Senaru Kabupaten Lombok Utara.

Petugas TNGR dilaporkan telah mengevakuasi ratusan pendaki Gunung Rinjani ke tempat aman agar tidak terkena dampak letusan Gunung Barujari. "Dari data yang kami himpun, ada 136 wisatawan asing dan 33 domestik yang naik mendaki sejak kemarin dan hari ini, belum termasuk pemandu wisata dan pendaki yang naik lewat Pos Senaru, Kabupaten Lombok Utara," kata Kepala Resor Sembalun TNGR Zulfahri.

Dari informasi yang diperoleh dari petugas, kata Zulfahri, sebagian besar pendaki yang dievakuasi berada di Danau Segara Anak yang jaraknya relatif dekat dengan Gunung Barujari. Para pendaki dievakuasi oleh petugas melalui jalur Torean, Kabupaten Lombok Utara, karena dinilai aman dari dampak asap dan debu akibat letusan Gunung Barujari.

Kepala Resor Senaru, TNGR, Budi Soesmardi, menyebutkan, sebanyak 31 wisatawan asing melakukan pendakian melalui Pos Senaru, Kabupaten Lombok Utara. Mereka berasal dari Amerika Serikat, Jerman, Portugal, Australia, Belgia, dan Vietnam. "Begitu mendapat informasi Gunung Barujari meletus, tim yang sudah berada di atas diminta untuk secepatnya mengevakuasi para pendaki karena dikhawatirkan terkena dampak gas beracun dari letusan gunung," katanya.

Petugas vulkanologi di Pos Pengamat Gunung Api Rinjani, Desa Sembalun Bumbung, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Mutaharlin, merekomendasikan agar masyarakat tidak mendekati Danau Segara Anak karena dekat dengan Gunung Barujari yang meletus. "Letusan memang masih tergolong kecil dan lemah, tapi kami sudah merekomendasikan kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) agar jangan mendekati Danau Segara Anak," kata Mutaharlin.

Mutaharlin mengatakan, ia masih memantau kondisi Gunung Barujari yang mengeluarkan asap disertai debu dengan ketinggian sekitar 300 meter. Asap bercampur debu tersebut diduga mengandung racun sehingga berbahaya bagi manusia. "Ketinggian letusan asap disertai debu saat ini hanya berdampak di sekitar tubuh Gunung Barujari, beda kalau ketinggiannya sampai 3.000 meter asap dan abu vulkanis bisa menyebar ke mana-mana," ujarnya.

Mutaharlin mengaku sudah melaporkan letusan Gunung Barujari ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, agar segera menetapkan status gunung tersebut. "Kalau status dinaikkan menjadi waspada, jarak aman minimal enam kilometer dari pusat letusan, tapi saya masih menunggu informasi dari vulkanologi pusat."  rep: Muhammad Fauzi Ridwan antara ed: Andri Saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement