Berjamaah sering dilekatkan dengan kata ‘korupsi’ sebagai sindiran untuk tindakan korupsi yang dilakukan secara kolektif. Ungkapan "korupsi berjamaah" itu membuat makna berjamaah menjadi negatif. Padahal, ‘berjamaah’ yang berarti berkumpul bersama dalam suatu kelompok atau perkumpulan, identik dengan ibadah shalat, yakni shalat berjamaah.
Ungkapan "korupsi berjamaah" itu membuat Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak kesal. "Ungkapan berjamaah seharusnya dilekatkan kepada hal yang baik. Bukan sebaliknya," kata Dahnil, Jumat (16/1).
Karena itu, Dahnil sengaja membalikkan ungkapan "korupsi berjamaah" menjadi Gerakan Berjamaah Lawan Korupsi. "Korupsi ini umumnya tidak dilakukan sendiri-sendiri, tetapi dilakukan secara berjamaah. Itu sebabnya upaya untuk melawan korupsi harus berjamaah," ujar Dahnil.
Aktivis antikorupsi yang baru memimpin Pemuda Muhammadiyah periode 2014-2018 itu langsung membawa gerbong Pemuda Muhammadiyah untuk berjamaah melawan korupsi. Gerakan berjamaah melawan korupsi itu langsung dideklarasikan bertepatan dengan acara pelantikan PP Pemuda Muhammadiyah di Jakarta Pusat pada 23 Desember 2014.
Deklarasi ditandai dengan pembacaan ikrar untuk secara berjamaah melawan korupsi yang disaksikan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) Zulkifli Hasan, Gubernur Banten Rano Karno, dan Hakim Konstitusi Partialis Akbar. Pada kesempatan itu, Pemuda Muhammadiyah juga membuat nota kesepahaman atau MoU dengan Indonesia Corruption Watch (ICW). "Konkretnya, kita akan membentuk semacam madrasah antikorupsi, tempat mengader calon-calon pejuang antikorupsi," ungkap Dahnil.
Madrasah antikorupsi ini nantinya akan tersebar di sejumlah kota di Indonesia. "Kita akan adakan pelatihan bagi kader-kader untuk mencegah korupsi. Gerakan ini juga ingin mengampanyekan wacana pencegahan korupsi seluas mungkin hingga ke desa-desa," ujar Dahnil.
ICW menyambut baik kerja sama dengan Pemuda Muhammadiyah untuk sama-sama melawan korupsi. "Ini merupakan langkah awal untuk berjamaah melawan korupsi," jelas Koordinator ICW Ade Irawan.
Dia menjelaskan, masalah mendasar di Indonesia saat ini adalah korupsi. Celakanya, korupsi tersebut umumnya tidak dilakukan sendiri-sendiri, tetapi dilakukan secara berjamaah. "Itu sebabnya upaya untuk melawan korupsi harus berjamaah dilakukan oleh ICW dan teman-teman Pemuda Muhammadiyah ini," ujarnya.
Kedua belah pihak akan menindaklanjuti MoU tersebut dengan melakukan beragam kegiatan. Misalnya, melaksanakan pendidikan antikorupsi untuk mendorong kader-kader Pemuda Muhammadiyah bukan hanya sadar bahwa korupsi itu buruk bagi masa depan bangsa, melainkan juga mau terlibat aktif dalam melawan kejahatan kerah putih tersebut.
Apa yang mereka gagaskan ini merupakan jihad bersama melawan korupsi. Karena perang utama saat ini adalah melawan korupsi. "Kami berharap ini menginspirasi kelompok pemuda untuk melakukan hal yang sama," ujarnya.
Kampanye gerakan berjamaah lawan korupsi pun mulai dipopulerkan di dunia maya dengan tagar berjamaahlawankorupsi. Ajakan ini pertama kali disampaikan Dahnil lewat Twitter dan Facebook resmi PP Pemuda Muhammadiyah: Mari bergabung bersama GerakanBerjamaahLawanKorupsi.
Tampak foto Dahnil berbaju kaus memegang kertas bertuliskan: "Saya Anin Ingin Membebaskan diri dari korupsi saya bergabung bersama GerakanBerjamaahLawanKorupsi PP Pemuda Muhammadiyah. Di akun Twitter Pemuda Muhammadiyah @pppemudamuh, sudah ada ratusan netizen yang bergabung. Seperti Dahnil, mereka juga menyertakan foto yang disertai kertas bertulis bebas dari korupsi.
Selain dari unsur Pemuda Muhammadiyah, juga sudah turut bergabung Yhannu Setiawan, Komisioner Komisi Informasi Publik (KIP) Pusat. Tampak foto Yhannu memakai topi dan berbaju kaus garis-garis. Sementara, kertas yang dipegang bertuliskan: "Saya: Yhannu Setiawan ingin membebaskan kita semua dari korupsi dan dengan sadar diri bergabung dalam barisan GerakanBerjamaahLawanKorupsi".
Tidak hanya di dunia maya, warga yang tinggal di sekitar bantaran Sungai Ciliwung juga menyambut kampanye tersebut dengan mendeklarasikan Gerakan Berjamaah Melawan Sampah & Korupsi. Deklarasi ini bagian dari Festival Rakyat Ciliwung 2014 yang digelar di bantaran Sungai Ciliwung, Jalan Kemuning 4B RT 12/06 Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (1/1). "Tahun ini harus menjadi tahun pembebasan Indonesia dari para koruptor, sampah koruptor yang memiskinkan kami," kata Ketua RT 12/06 Pejaten Timur M Mashuri Masyhuda.
Bagi warga, sampah dan korupsi sama-sama memuakkan karena keduanya berdampak sistemik dan merusak tatanan lingkungan hidup serta tatanan kehidupan sosial. Mereka meminta Presiden Joko Widodo membasmi kedua penyakit tersebut agar warga yang tinggal di pinggir Ciliwung kecipratan air kesejahteraan. ed: Muhammad Fakhruddin