Mengelola keuangan keluarga tidaklah mudah. Tak jarang jika tidak dikelola dengan baik, persoalan pengelolaan keuangan menjadi sumber pertengkaran suami istri. Persoalan tersebut biasanya berawal dari perbedaan kebiasaan mengelola keuangan, dilanjutkan dengan merasa paling benar dan berakhir dengan pertengkaran.
Untuk menghindari hal tersebut, perlu adanya keterbukaan dan perencanaan keuangan bersama. Beberapa pasangan merasa rekening bersama merupakan solusinya karena jika pemasukan dijadikan satu, akan lebih mudah memantau pemasukan dan pengeluaran rumah tangga.
Salah satu perempuan yang membuat rekening bersama, yakni Indah Handayani. Sejak mempunyai anak sekitar satu setengah tahun yang lalu, ia dan suami sepakat membuat rekening bersama.
Awalnya, ia mengaku kesulitan membuat rekening bersama ini. Namun, karena banyak faktor, akhirnya rekening bersama itu pun tercipta.
Faktor pertama, Indah termasuk perempuan yang boros. Dengan adanya rekening bersama ini, suami bisa andil memantau keuangan.
Kedua, dengan adanya rekening bersama ini, suami Indah ikut memiliki tanggung jawab membiayai keperluan rumah tangga dan juga anak. Indah mengaku sebelumnya suaminya hanya memberi uang seperlunya saja. Seperlunya itu artinya ketika Indah kehabisan uang.
Ini bukan lantaran suami Indah tidak bertanggung jawab. Tapi, karena suaminya merasa minder mau memberi uang kepada dirinya karena gaji Indah lebih besar dibanding sang suami. "Setelah diedukasi kalau saya juga membutuhkan uang dia juga, dia baru mau," ujar Indah.
Menurut Indah, rekening bersama tersebut penting untuk mereka yang masing-masing bekerja sebagai komitmen untuk membiayai rumah tangga dan anak secara bersama-sama, tidak berat sebelah.
Kini, rekening bersama atas nama anaknya itu setiap bulan diisi bersama, baik oleh Indah maupun sang suami. Masing-masing menabung sebesar Rp 1,5 juta. "Dengan rekening bersama tersebut, kami bisa melihat uang hasil kerja kami terkumpul," katanya.
Uang tabungan yang ada di rekening bersama tersebut digunakan Indah untuk biaya keperluan rumah tangga setiap bulannya. Selain itu, juga dibuat untuk tabungan anak.
Buku tabungan rekening bersama dipegang bersama karena disimpan di rumah. Indah dan suami pun mengetahui tempat penyimpanannya.
Selain itu, untuk kartu ATM, Indahlah yang memegangnya. Dia biasanya mengambil uang tabungan tersebut setiap bulan untuk keperluan rumah tangga. Walaupun begitu, Indah tetap harus menjaga nilai nominal dari tabungan. Setidaknya, ada untuk tabungan anak.
Tujuan Finansial Sama
Bila memutuskan untuk memiliki rekening bersama, pertanyaan selanjutnya, yakni bagaimanakah cara yang pas? Perencana keuangan Safir Senduk mengatakan bahwa rekening bersama bisa dibuka jika pasangan memiliki tujuan finansial sama, misalnya untuk biaya pendidikan anak, investasi, keperluan bulanan, atau membeli rumah dan kendaraan. "Tujuan ini harus dibicarakan dan disetujui oleh suami dan istri," ujarnya.
Jangan sampai ada salah satu pihak yang tidak setuju sehingga menimbulkan pertengkaran. Tidak menutup kemungkinan salah satu pihak menggunakan saldo rekening tersebut untuk keperluan pribadi tanpa diketahui pasangannya.
Safir menyebut banyaknya uang yang dimasukkan, baik oleh suami atau istri, ke rekening bersama haruslah ditentukan, misalnya 50 berbanding 50, 60 berbanding 40, ataupun 70 berbanding 30. "Sumbernya dari mana juga harus ditentukan, apakah itu dari gaji bulanan atau pemasukan lain," katanya.
Meski telah hidup berumah tangga, bahkan hingga bertahun-tahun sekalipun, masih ada kemungkinan pasangan bercerai. Untuk itu, ia mengimbau lebih baik suami dan istri mendiskusikan apa yang terjadi dengan rekening bersama itu jika mereka berpisah.
Rekening bersama memiliki dampak positif dan negatif. Efek positifnya pasangan bisa lebih mengontrol pengeluaran mereka. Seperti yang kita tahu, kalau Anda memiliki rekening sendiri, Anda biasanya akan bebas mengambil uang kapan pun dan untuk tujuan apa pun.
Lain halnya jika uang itu ada di sebuah rekening bersama. Hal ini akan membuat Anda tidak bisa seenaknya saja mengambil uang di rekening itu untuk keperluan di luar yang sudah disepakati bersama. Kondisi ini biasanya secara tidak langsung mampu menekan pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu dari pasangan suami dan istri.
Selain itu, efek negatif yang muncul dari adanya rekening bersama, yakni dapat terpecahnya kerukunan suami istri hanya karena masalah uang. Itu bisa terjadi karena mungkin saja salah satu pihak nekat menggunakan uang dalam rekening bersama untuk keperluan lain di luar yang sudah disepakati.
Hal ini bisa membuat pasangannya marah dan akhirnya terjadilah pertengkaran. Efek negatif tersebut hanya bisa dihindari oleh pasangan itu sendiri. "Mereka harus benar-benar kembali lagi pada kesepakatan semula, yaitu untuk keperluan apa saja uang dalam rekening bersama itu digunakan," kata Safir.
rep:qommarria rostanti/desy susilawati ed: endah hapsari