oleh:indah wulandari -- Ketika menstruasi, baiknya mengonsumsi suplemen khusus yang mempercepat proses pembentukan sel darah merah.
Siklus biologis menstruasi atau haid menjadi sebuah peristiwa alami bagi setiap perempuan dewasa. Namun, nyatanya, ada ancaman anemia atau kekurangan zat hemoglobin darah bagi kaum perempuan selama siklus tersebut berlangsung.
Dokter gizi klinis dari FKUI/RSCM Dr dr Inge Permadhi MS SpGK mengatakan, volume darah haid yang keluar rata-rata mencapai 35-50 ml atau sekitar tujuh hingga 10 sendok teh per hari. Sementara, per 30 ml volume darah yang hilang pada periode itu, wanita kehilangan 30 mg zat besi. Karena banyaknya darah yang hilang, tidak heran jika setiap perempuan yang tengah haid mengalami lemas, lesu, hingga pusing berkunang-kunang.
Melihat dari kenyataan tersebut, Inge berupaya mengedukasi kaum Hawa agar memenuhi kebutuhan zat besi lebih banyak dibandingkan pria. Dalam keadaan tidak haid, wanita kehilangan zat besi sebanyak satu-dua mg per hari yang bisa terjadi melalui deskuamasi sel saluran cerna, urine, keringat, berganti kulit, dan pendarahan, seperti melalui menstruasi.
Kehilangan zat besi berlebihan, kata dokter ini, meningkatkan risiko wanita mengalami anemia. Karena itu, untuk tetap fit selama masa menstruasi, tubuh membutuhkan asupan zat besi demi menggantikan hemoglobin (protein yang mengandung zat besi) yang hilang.
Ia menyarankan, ketika sedang menstruasi, ada baiknya menambahkan suplemen khusus yang mempercepat proses pembentukan sel darah merah. "Agar tetap fit saat menstruasi, perhatikan jumlah kalori dari makanan agar sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas yang dilakukan, variasikan jenis makanan yang sehat. Penuhi kebutuhan zat besi dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, seperti daging hewani, sayuran hijau, dan kacang-kacangan," papar dia.
Sumber pangan vitamin C juga diperlukan untuk mempercepat penyerapan zat besi oleh tubuh. Serta asam folat yang berperan dalam meningkatkan produksi sel darah merah. Asam folat dari sumber alamiah mudah rusak oleh oksigen dan suhu panas dalam proses memasak. Kesulitan mendapatkan asam folat dari bahan makanan alamiah bisa diatasi dengan suplementasi asam folat aktif (metafolin—Red).
Deraan stres dan depresi terhadap tekanan pekerjaan juga menjadi faktor pencetus kuantitas serta kualitas siklus menstruasi. Kondisi tersebut juga berdampak pula pada kuantitas darah yang dikeluarkan.
Untuk wanita usia produktif, kejadian tersebut sebenarnya lumrah. Namun, juga memengaruhi suasana hati atau bahkan mengganggu produktivitas. "Menstruasi normal itu siklusnya 28 hari. Bisa kurang dan bisa lebih satu hari dan itu normal karena pengaruh hormonal setiap wanita. Tergantung regulasi dari tubuh kita sendiri, ada juga wanita siklus menstruasinya 21 hari," ujar Inge.
Ia menampik bahwa ciri menstruasi sehat identik dengan volume darah yang banyak. Semuanya, Inge menegaskan, tergantung metabolisme faktor hormonal tubuh wanita.
Saat menstruasi, ada yang darahnya sedikit keluar, ada juga yang banyak dan sudah bersih pada hari ketiga. Ada juga yang banyak mengeluarkan banyak darah meski sudah pada hari ketujuh. "Itu tergantung regulasi tubuh kita yang berkaitan tingkat metabolisme dan hormonal."
Pemicu
Meski begitu, sebaiknya berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu mengenai apakah kejadian yang dialami saat menstruasi tergolong sehat atau bermasalah. Menstruasi dikatakan tidak normal saat seorang perempuan mengalaminya dengan jangka waktu panjang.
Umumnya, mereka hanya mengalami menstruasi satu kali, tetapi pada beberapa kasus, ada yang hingga dua kali setiap bulan. "Kondisi inilah yang dikatakan menstruasi tidak normal yang menyebabkan anemia," kata onkologis dari Divisi Hematologi-Onkologi Medik FKUI/RSCM dr Nadia Ayu Mulansari SpPD.
Selain lamanya waktu, siklus menstruasi yang tidak normal bisa menjadi pemicu anemia pada perempuan. Sayangnya, banyak perempuan tidak menyadari bahwa menstruasi merupakan salah satu pemicu anemia pada wanita.
Kondisi tersebut yang menjadikan kasus anemia cukup banyak ditemukan pada kaum hawa. Lantaran, mereka tidak menyadari gangguan menstruasi bisa memicu anemia.
Nadia menyebutkan, siklus menstruasi yang tidak normal dan menjadi pemicu terjadinya anemia, seperti hipermenorhea (haid lebih lama dan lebih banyak dari jumlah normal) atau lebih dari delapan hari. Polimenorhea atau siklus haid lebih pendek (kurang dari 21 hari) dan metrorhagia, yaitu perdarahan di luar waktu haid yang bisa disebabkan kelainan organik atau kelainan fungsional.
Anemia, lanjut Nadia, memberi pengaruh yang buruk terhadap kualitas hidup perempuan, bahkan menyebabkan kematian. "Gagal jantung baru akan terjadi pada seorang perempuan jika hemoglobinnya berada pada ukuran kurang dari empat gr/dl."
Anemia adalah suatu keadaan di mana seseorang memiliki Hb (hemoglobin) kurang dari normal. Hb adalah bagian dari elemen tubuh manusia yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh dan anemia tidak sama dengan tekanan darah rendah.
Kadar hemoglobin darah antara laki-laki dan perempuan tidak sama. Laki-laki normal memiliki kadar 13 gr persen sedangkan perempuan normal dan lansia 12 gr persen. ed:khoirul azwar