Senin 02 Jan 2017 17:15 WIB

Titik Terang Penyebab Autisme

Red:

Hampir sepertiga kasus autisme ternyata disebabkan oleh rendahnya kandungan sebuah protein tunggal di dalam otak. Menurut penelitian yang dipublikasikan lewat jurnal Molecular Cell, protein tunggal ini dikenal sebagai nSR100.

Sejauh ini, orang dengan autisme diketahui memiliki kadar nSR100 yang rendah. Tapi, belum diketahui penyebab rendahnya kadar nSR100 ini sebagai bentuk dari gejala, dampak, atau penyebab dari autisme.

Masalah itulah yang membuat peneliti melakukan percobaan terhadap tikus. Dalam percobaan tersebut, tim peneliti menurunkan kadar nSR100 sebesar 50 persen. Setelah penurunan kadar protein tunggal ini dilakukan, tikus-tikus tersebut mulai menunjukkan tanda perilaku autistik yang nyata. Beberapa perilaku yang ditunjukkannya meliputi penghindaran terhadap interaksi sosial dan lebih sensitif terhadap kebisingan.

Temuan ini mengindikasikan bahwa rendahnya kadar nSR100 bisa jadi merupakan penyebab dari autisme. "Sebelumnya, kami mengungkapkan adanya hubungan antara kadar protein nSR100 dan autisme. Tapi, saat ini kami menunjukkan, penurunan kadar protein ini dapat menjadi kausatif. Ini hal yang besar," kata Profesor Sabine Cordes dari Lunenfeld Tanenbaum Research Institute di Toronto, seperti dilansir Independent, pekan lalu.

Cordes menilai, jauh lebih baik untuk melakukan identifikasi terhadap 'pusat pengaturan', seperti nSR100 daripada berfokus dalam mutasi individual terkait kasus autisme.

Temuan baru ini juga dinilai Cordes memberikan harapan untuk ditemukannya terapi baru bagi orang dengan autisme. "Di masa depan, jika Anda menambah sedikit protein ini pada pasien autistik, Anda mungkin dapat memperbaiki beberapa kekurangan perilaku (pada pasien)," jelas Cordes.

Di sisi lain, Direktur Sains Autistica Dr James Cusack berpendapat, penelitian Cordes dan timnya sangat berkualitas dan menarik. Tapi, Cusack menyarankan adanya penelitian lebih lanjut untuk mereplika temuan baru tersebut sekaligus lebih memahami apakah protein nSR100 secara spesifik berhubungan dengan autisme.

Alasannya, kata dia, ada banyak model tikus untuk autisme. Oleh karena itu, belum dipahami dengan baik seberapa valid dan bisa diandalkannya temuan ini. "Autisme memiliki banyak faktor acak dan berkaitan dengan beberapa kondisi perkembangan saraf serta kejiwaan."

Di otak, protein nSR100 ini berperan sebagai pengatur sebuah proses yang menghasilkan protein-rotein lain yang menjadi kunci dalam membangun blok-blok sel. Di sisi lain, autisme sebagian disebabkan oleh protein yang terhubung secara tidak sesuai di sel-sel otak. Kondisi ini yang kemudian memberikan pengaruh terhadap perilaku orang dengan autisme. rep: Adhysa Citra Ramadhani  ed: Dewi Mardiani

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement