Selasa 28 May 2013 01:29 WIB

NU Intesifkan Pendidikan

Red: Zaky Al Hamzah
Nahdlatul Ulama
Foto: abunamira.wordpress.com
Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nahdlatul Ulama (NU) menegaskan akan fokus menjadi organisasi sosial keagamaan bukan organisasi politik. Menurut Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Malik Madani, ini merupakan jati diri yang sebenarnya. Tekad ini terucap bertepatan dengan perayaan hari lahir ke-90 pada Senin (27/5) atau 17 Rajab. Berdasarkan kalender Hijriah, hari lahir ormas Islam ini pada 16 Rajab.

Dengan penegasan ini, kata Malik, NU bakal mengintensifkan program dan kegiatan sosial serta keagamaan. ‘’Kegiatan utama kami akan bergerak di sekitar bidang pendidian, kesehatan, dan ekonomi,’’ kata dia, Senin. Ia mengatakan, NU memperbanyak perguruan tinggi. Ini tersebar di banyak tempat tak hanya di Jakarta atau Jawa Timur.

Selama ini, NU telah memiliki lembaga pendidikan Ma’arif. Lembaga ini, jelas Malik ,bisa mendidik dan menghasilkan generasi berkarakter. Melalui perguruan tinggi milik sendiri, NU mengoptimalkan pendidikan terhadap para alumni Ma’arif. "Ini dapat dilakukan dalam bentuk sekolah tinggi, institut, maupun universitas.’’ Ia meyakini pendidikan ini berkualitas dan tetap mengusung nilai Islami.

Menurut Malik, karena bukan organisasi politik, NU tak terjun dalam politik praktis. Pada Pemilu 2014 mendatang, ormas Islam terbesar ini hanya memberdayakan warganya dan mengarahkan bagaimana beretika politik. Caranya, NU memahamkan mereka agar memanfaatkan hak politiknya dengan baik. Mereka juga mesti menggunakannya secara bertanggung jawab.

Bila nanti ada kader NU mencalonkan diri sebagai wakil rakyat, organisasi tak akan melarang. Malik mengatakan, itu hak politiknya sebagai warga negara Indonesia. "Namun, kami menyayangkan jika kader tersebut menyeret NU untuk kepentingan politiknya," ungkap Malik. Sekjen PBNU Marsudi Syuhud menyatakan, NU telah mengukir sejarah panjang.

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj menegaskan, perguruan tinggi NU diarahkan untuk mencetak generasi berkarakter Islam. Mereka juga tak menutup diri dari perkembangan zaman dan teknologi. Justru diharapkan intelektual NU mampu menjelaskan Islam secara benar. Islam yang damai dan tanpa kekerasan.

Kemampuan mereka, jelas dia, bisa meredam muncul radikalisme. Selanjutnya, mereka menjadi bagian kekuatan masyarakat sipil yang mewarnai kehidupan bangsa. Ia menekankan setiap Muslim memang harus memahami ajarannya, tetapi juga meningkatkan kecintaan pada negaranya. Dengan demikian, mereka akan selalu berkontribusi pada negaranya.

Sekjen PBNU Marsudi Syuhud mengatakan, ormas ini ikut merintis sebuah negara kemudian terlahir sebagai Republik Indonesia. "Kami juga setia mendampingi masyarakat kecil dan tetap konsisten memajukan masyarakat."  Ia menuturkan, sejak lama NU berusaha menyadarkan masyarakat tentang memiliki sebuah negara.

Penyadaran ini ditempuh melalui jalur pendidikan. Dan kiblatnya, kata Marsudi, adalah pendidikan. Lalu, NU mendirikan pesantren-pesantren hingga ke daerah pelosok sekalipun. Perhatian selanjutnya adalah ekonomi. Ormas ini berusaha memberdayakan saudagar sehingga mereka mampu menyantuni orang lain melalui zakat. n rosita budi suryaningsih ed: ferry kisihandi

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement