Sabtu 31 Aug 2013 02:24 WIB
Sekolah Sepak Bola

Merajut Asa Sejak Belia

Sekolah sepak bola (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Sekolah sepak bola (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Ayo, siapa yang suka dengan sepak bola? Atau, mungkin sejak kecil bermimpi bakal menjadi bintang atau jawara dunia? Tidak salah kok jika sedari kecil mempunyai mimpi seperti itu. Asalkan tekun berlatih dan punya tekad yang kuat, semua mimpi itu bisa jadi kenyataan.

Sebelum menjadi seorang bintang lapangan hijau, anak-anak tentu harus melewati proses yang panjang melalui pembelajaran dan praktik di lapangan. Semua itu bisa diwujudkan, salah satunya melalui sekolah sepak bola (SSB).

Pelatih dan pemilik SSB di kawasan Senayan, Jakarta, Ricky Yacobi menerangkan, SSB dapat berfungsi menampung bakat anak di bidang sepak bola. “Ini bisa di mulai pada usia tujuh sampai delapan tahun. Usia itu termasuk usia yang ideal karena anak-anak sudah mulai mampu mendengarkan instruksi para pelatihnya,” tutur Ricky saat dihubungi Republika, Kamis (29/8).

Di usia tersebut, kata Ricky, anak-anak bisa mulai mengenal bagaimana teknik dasar sepak bola, seperti dribbling, kontrol bola, passing, dan shooting. Agar tak terlalu monoton, pembelajaran juga bisa disisipi dengan permainan. “Dari situ, bisa diajarkan bagaimana aplikasi tekniknya. Juga, penerapan disiplin sejak dini kepada anak-anak,” ungkapnya.

Dari game dan pembelajaran teknik itu, Ricky menjelaskan, nantinya bisa diketahui apakah seorang anak berbakat atau tidak. Kemudian, usai menguasai sederet teknik itu, anak-anak bisa digenjot fisik. “Penggenjotan fisik tersebut kalau bisa pada usia 14 tahun. Sementara, untuk umur tujuh sampai delapan tahun difokuskan ke teknik dasarnya saja, bagaimana mengenal bola sebagai sebuah kesenangan,” ucapnya.

Menurut Ricky, jika anak-anak sudah mulai menyukai sepak bola tentu akan semakin serius untuk menggelutinya. Dalam SSB itu sendiri, nantinya anak-anak akan digembleng sesuai kelompok umur masing-masing. Sementara, jadwal latihan disesuaikan dengan jadwal kegiatan sekolah, sehingga tidak mengganggu waktu belajar.

Lebih jauh, mantan striker timnas Indonesia pada era 1980-an dan 1990-an itu menambahkan, dari SSB itu, jika anak tersebut berbakat maka bisa diikutkan ke kompetisi-kompetisi. “Nantinya, kemampuan mereka akan kian terasah lewat tempaan berbagai kompetisi yang ada,” jelasnya.

Untuk mengikuti SSB, lanjut Ricky, sebenarnya cukup mudah dan terjangkau. Apalagi, SSB kini cukup banyak tersebar. “Nah, sekarang tinggal pengurus cabangnya (pengcab) bagaimana memanfaatkannya. Pengcab harus peduli dan rutin menggelar kompetisi kelompok umur. Ini penting untuk menempa mereka dan supaya regenerasi tidak terganggu,” tandasnya. n umi lailatul ahdiyah ed: endro yuwanto

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement