Kamis 12 Sep 2013 08:38 WIB
Deklarasi Capres-Cawapres

Loyalis Jokowi Panasi PDIP

Jokowi mencoba sepeda lowrider.
Foto: SIL-BC
Jokowi mencoba sepeda lowrider.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendukung Joko Widodo (Jokowi) kecewa dengan sikap PDI Perjuangan yang belum juga memberi lampu hijau atas pencapresan Gubernur DKI itu pada Pemilu 2014. Koordinator Nasional Relawan Jokowi, Ahmad Khoiron Mustafit, menyatakan kekecewaannya berdasar pada hasil Rapat Kerja Nasional III PDI Perjuangan yang tidak juga memunculkan nama Jokowi sebagai capres.

"Rencana pengumuman capres dari PDIP pada Januari 2014 nanti kami anggap terlambat dan bisa mengganggu konsolidasi dari kader partai di seluruh Indonesia. Waktunya terlalu singkat," kata Ahmad, kemarin.

Dia sejatinya mengharapkan rakernas pada 6-8 September 2013 menjadi momentum untuk pendeklarasian capres dari partai berlambang banteng tersebut. "Sangat penting untuk mengumumkan Jokowi sebagai capres PDIP. Karena, rakernas itu bisa menjadi arena meraih dukungan rakyat yang lebih besar lagi menilik waktu yang tersisa menuju pemungutan suara Pemilu 2014," ujar dia.

Ahmad menegaskan, PDIP justru tidak perlu bersusah payah untuk merealisasikan target suara Pemilu Legislatif 2014 sebesar 27,02 persen nasional jika Jokowi diumumkan sebagai capres sejak dini.

Karenanya, barisan pendukung Jokowi itu mendesak partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu agar segera mengumumkan nama Jokowi sebagai kandidat presiden.  Pandangan Relawan Nasional Jokowi diamini pula oleh Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP). “PDI Perjuangan harus segera mencapreskan Jokowi,” kata Ketua DPP Bara JP, Syafti Hidayat, ketika dihubungi Republika, Selasa (11/9).

Syafti setuju bahwa pendeklarasian segera Jokowi sebagai capres bisa memberikan keuntungan elektoral bagi PDI Perjuangan. Sebab, saat ini Jokowi merupakan magnet yang membuat masyarakat tertarik terhadap PDI Perjuangan. Dia percaya penetapan Jokowi sebagai capres akan membuat PDI Perjuangan mampu mencapai persyaratan presidential threshold 20 persen. “Karena yang menjadi daya tarik masyarakat itu Jokowi,” ujarnya.

Menurutnya, PDI Perjuangan tidak perlu terlalu khawatir terhadap serangan politik yang mungkin ditujukan kepada Jokowi. Menurut Syafti, serangan itu justru akan memberikan efek positif bagi PDI Perjuangan dan Jokowi. Hal ini karena psikologi sosial masyarakat Indonesia cenderung berempati terhadap orang-orang yang teraniaya. “Kalau ada parpol lain yang menyerang, justru itu malah membesarkan Jokowi,” katanya.

Syafti mengatakan, Bara JP tidak memiliki afiliasi dengan kelompok partai manapun, termasuk PDI Perjuangan. Gerakan mendukung Jokowi murni dari kesadaran masyarakat yang rindu terhadap figur pemimpin layaknya Sukarno. “Jokowi itu Sukarno muda, satria piningit yang dinanti. Dia rendah hati, merakyat, dan sederhana,” ujarnya. Selain mendesak PDI Perjuangan segera mendeklarasikan Jokowi sebagai capres, Bara JP juga meminta DPP PDI Perjuangan menindak tegas elite PDI Perjuangan yang kerap mendiskreditkan Jokowi.

Ketua DPP Bara JP, Sabar Mangadu, misalnya, meminta DPP PDI Perjuangan mencoret nama Effendi Simbolon dari daftar caleg PDI Perjuangan karena kerap menyampaikan pernyataan miring soal Jokowi. “Kami mengusulkan agar PDIP membatalkan Effendi Simbolon sebagai caleg karena melukai hati pendukung Jokowi,” katanya.

Di pihak lain, elite PDI Perjuangan malah menegaskan bahwa Jokowi bukanlah capres PDI Perjuangan. Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung Sjachroedin ZP, misalnya, tetap berkomitmen untuk mendukung Megawati Soekarnoputri sebagai capres periode 2014-2019.

"Kami tetap berkomiten dan sesuai aturan pada Kongres PDIP Bali kedua untuk mendukung Ibu Mega sebagai Capres 2014-2019," ujar Sjachroedin yang juga Gubernur Lampung itu. Terkait dukungan kuat kepada Jokowi sebagai capres mendatang, Sjachroedin menegaskan bahwa tidak ada dalam kongres yang menyatakan bahwa PDI Perjuangan mencalonkan Gubernur DKI Jakarta itu maju sebagai capres.

   

"Dukungan itu hanya omongan sekelompok orang untuk mendukung Jokowi maju sebagai capres. Tapi, pada kongres itu tidak ada pembicaraan untuk mendukung  Jokowi," katanya menjelaskan. Selain itu, lanjut dia, prestasi yang ditorehkan Jokowi sebagai Gubernur Jakarta belum terlihat betul karena menjabat sebagai gubernur baru beberapa bulan.

Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengaku sengaja tidak mau terburu-buru mengajukan nama capres. Menurutnya, diajukannya nama capres PDI Perjuangan baru relevan dibicarakan setelah mengetahui hasil Pemilu Legislatif 2014.

Putri mantan presiden Sukarno ini menegaskan, Rakernas ke-III PDI Perjuangan pekan lalu tidak menyebut nama-nama kandidat capres yang akan diusung PDI Perjuangan pada Pemilu 2014. Megawati beralasan, sikap ini dilakukan mengacu pada hasil Rakernas ke- I PDIP yang memandatkan penetapan capres kepada ketua umum, bukan forum rakernas. “Kami menjalankan amanat kongres. Soal transisi kekuasaan bukan topik rakernas,” katanya. n muhammad akbar wijaya ed: abdullah sammy

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement