Senin 06 Jan 2014 07:55 WIB
Proyek MRT

Awak Bus di Terminal Lebak Bulus Melawan

Antrean bus di Terminal Lebak Bulus, Jakarta.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Antrean bus di Terminal Lebak Bulus, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Awak bus Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) yang beroperasi di Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan, mengancam akan tetap beroperasi Senin (6/1). Ketua Koperasi karyawan Bis Antar Kota Sumardi, mengatakan bus-bus AKAP akan terus beroperasi seperti biasanya.

''Jalan terus, karena nggak ada solusi'', ujap Sumardi saat ditemui di Lebak Bulus, Ahad (5/1). Mereka tetap menganggap solusi dari pemerintah yang memindahkan bus AKAP ke terminal lain akan mematikan karyawan dan berbagai pihak yang mencari nafkah di terminal tersebut.

Untuk kelancaran pembangunan fisik mass rapid transit (MRT) Dinas Perhubungan DKI memtuskan menutup Terminal Lebak Bulus dari bus AKAP mulai berlaku pada Senin (6/1). Kebijakan yang suadah disosialisasikan sejak tahun lalu itu menuai respons negatif dari awak bus AKAP dan pedagang. 

Bus-bus AKAP yang biasa menggunakan Terminal Lebak Bulus pun dialihkan ke berbagai terminal. Bus yang melayani rute Pulau Jawa dialihkan ke Terminal Kampung Rambutan. Sedangkan, untuk bus AKAP yang melayani rute Pulau Bali dan Nusa Tenggara dipindahkan ke Terminal Pulogadung.

Bus-bus AKAP itu sebagian juga akan ditempatkan di Terminal Pulo Gebang setelah akses tol selesai. Penutupan layanan bus AKAP di Terminal Lebak Bulus tersebut akan berlangsung permanen. Sebab, Dishub menganggap luas terminal tidak lagi layak melayani bus-bus besar.

Menurut para awak bus, bisnis bus AKAP tidak akan terpengaruh dengan adanya pemindahan ini. Tapi, menurut mereka, yang amat terpengaruh adalah karyawan atau orang-orang yang menggantungkan hidup di Terminal Lebak Bulus.

Sebagai bentuk protes atas rencana penutupan satu-satunya terminal di Jakarta Selatan ini, seluruh karyawan, pedangan asongan, dan kuli panggul akan melakukan aksi damai pada Senin (6/1) pagi. Sebagian awak bus juga mengancam akan memarkir busnya di depan terminal. Mereka berharap, aksi ini bisa membuat pemerintah mau mendengarkan jeritan hati seluruh masyarakat terminal tersebut.

“Kami berharap, banyak pada kedua pemimpin DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok),” ujar Sumardi. Ia juga meminta agar gubernur atau wakilnya menengok langsung kondisi di Terminal Lebak Bulus.

Sumardi pun menuturkan bahwa dia sudah berusaha menghubungi Wakil Gubernur Basuki T Purnama, tapi belum juga tersambung. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menanggapi aksi penolakan sopir bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang tak mau dipindah dari Terminal Lebak Bulus. Ia mengatakan, penolakan tersebut merupakan risiko sebuah kebijakan.

"Ya, setiap kebijakan pasti ada yang seperti itu, tidak mungkin semuanya setuju," kata dia usai meresmikan kegiatan Aksi Gemilang Ciliwung Bersih di Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, Ahad (5/1).

Mantan wali kota Solo itu berjanji, pihaknya akan melakukan dialog dengan para sopir dan pengusaha otobus agar mereka mau dipindah dari terminal. Sebab, pembangunan MRT tidak bisa berjalan mulus apabila sopir tetap bertahan di sana.

"Ya, nanti kita akan cek lapangannya," ujar dia. Terminal Lebak Lubus akan ditutup bagi layanan bus AKAP mulai awal pekan ini. Di Terminal Lebak Bulus, terdapat 200 bus dengan 80 perusahaan otobus yang beroperasi. Sejumlah unit tersebut dapat mengangkut 1.000 hingga 1.500 penumpang dengan tujuan kota-kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, bahkan ke Pulau Sumatra dan kota lainnya.  n c56/c01 ed: wulan tunjung palupi

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement