REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN - Kondisi Terminal Bus Pondok Cabe masih belum layak beroperasi. Terminal yang sempat terbengkalai itu bahkan tidak memiliki jalanan aspal di dalamnya.
Saat ini, Terminal Pondok Cabe belum berwujud seperti terminal di DKI dan sekitarnya. Terminal yang dibangun tahun 2001 dan kemudian tidak berfungsi ini masih membutuhkan banyak pembenahan. Akses dari jalan raya menuju terminal masih terbatas. Begitu juga dengan penerangan di dalam terminal.
Jalan yang sempit dan berlubang juga membuat bus harus pelan-pelan untuk keluar masuk terminal. Jika sudah beroperasi penuh, hal itu akan menyebabkan kemacetan.
Di dalam terminal sendiri, hanggar parkir bus hanya ada beberapa dan atapnya berlubang. Untuk fasilitas lainnya seperti WC atau mushala juga tidak memadai. Untuk sementara, kantor PO bus pun baru terbuat dari tripleks dan bangunan tidak permanen.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Tangerang Selatan Sukanta mengatakan, mulai awal pekan ini Terminal Pondok Cabe memang praktis beroperasi. Meskipun secara resmi terminal ini baru menjadi kantong parkir, tetapi PO bus sudah mengangkut penumpang dari terminal ini.
“Sudah dimulai pekan ini,” ujar Sukanta saat ditemui, Selasa (21/1). Dengan adanya tempat parkir bus ini, ia berharap wilayah Ciputat yang saat ini dilewai bus antar kota antar provinsi (AKAP) tidak lagi dijadikan terminal bayangan dan menimbulkan permasalah kemacetan baru.
Belasan perusahaan otobus (PO) mulai memindahkan operasional ke Terminal Pondok Cabe. Tempat ini juga digunakan sebagai “kantong parkir” tempat penyimpanan bus sementara oleh para PO limpahan Terminal Lebak Bulus.
Perusahaan yang sudah mulai menggunakan terminal ini di antaranya PO Handoyo, PO Muncul, PO Maju Lancar, PO Bus Aneka Jaya, dan PO Gunung Mulia. Selain itu, masih ada beberapa perusahaan lain yang masih menyiapkan kepindahan mereka, yakni pahala Kencana dan Purwo Widodo.
Dishub Tangerang Selatan pun berencana untuk memperbaiki dan membangun Terminal Pondok Cabe. Terlebih, Kota Tangerang Selatan hingga saat ini belum memiliki terminal.
Mulai dibangun pada tahun 2001, Terminal Pondok Cabe dipersiapkan menjadi akses para warga Kabupaten Tangerang (sebelum menjadi Tangerang Selatan). Namun, saat pertama kali dibangun, terjadi konflik antara para pengendara angkutan umum wilayah Parung dengan Dinas Perhubungan hingga akhirnya tempat ini terbengkalai dan tak terurus.
Sukanta mengatakan pihaknya telah mengajukan dana untuk perbaikan sementara Terminal Pondok Cabe. Ia berharap agar akhir bulan Januari pengajuan dana ini bisa disetujui agar renovasi bisa segera dilakukan. ''Lebih cepat lebih baik, jadi bisa lebih nyaman untuk dipakai'', ujar dia.
Terminal ini pun mulai menggeliat dengan aktivitas meski hanya ramai pada jam-jam tertentu. ''Ya lumayan, walaupun pendapatan jadi berkurang, yang penting bisa usaha'', ujar Saragih, salah satu karyawan PO. Ia tadinya bekerja di Terminal Lebak Bulus dan kini ikut perusahaannya pindah ke Pondok Cabe. Dengan masih sepinya penumpang, penghasilannya pun ikut menurun.
Kepala Bidang Angkutan Umum Dishub Tangerang Selatan, Wijaya (53), mengatakan, sampai saat ini tercatat sebanyak 14 PO dengan total 54 bus yang keluar masuk terminal ini. Menurut dia, pembenahan Terminal Pondok Cabe adalah langkah strategis. ''Sayang melihat aset yang telantar, ya kita manfaatkan saja'', ucapnya.
Pengaktifan terminal ini juga mendapat sambutan warga. Masyarakat sekitar Terminal Pondok Cabe, Tangerang Selatan, mendukung pengaktifkan kembali Terminal Pondok Cabe. ''Warga sudah menungu lama nih, sudah 13 tahun'', kata John, salah satu warga di sekitar calon terminal Pondok Cabe.
Ia mengaku tidak pernah menemui warga yang menolak pembangunan terminal. “Warga tidak ada yang menolak'', ucap pria paruh baya ini. Di lokasi tersebut terdapat spanduk yang bertuliskan dukungan pembangunan Terminal Pondok Cabe. n c56 ed: wulan tunjung palupi
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.