Tiada hari tanpa televisi. Tahun 1980-an hingga 1990-an, masyarakat hanya bisa menyaksikan siaran televisi hingga tengah malam. Namun saat ini, orang bisa menikmati siaran televisi selama 24 jam setiap hari. Animo masyarakat dalam mengakses media televisi pun cukup tinggi. Selain itu, jangkauan media penyiaran di Indonesia seperti televisi semakin luas dan semakin banyak pilihan, dengan bermunculannya TV swasta, TV berlangganan, dan TV lokal atau TV komunitas.
Hal itu menunjukkan masa depan dunia penyiaran (broadcasting) di Indonesia sangat cerah. Perkembangan ini menyiratkan kebutuhan tenaga kerja yang cukup tinggi dalam dunia penyiaran. Perguruan tinggi pun dituntut untuk menjawab kebutuhan ini.
Namun, mencetak lulusan di bidang penyiaran saja tidak cukup. Perguruan tinggi juga perlu menyiapkan agar setiap lulusan mampu terjun ke dunia penyiaran tanpa kesulitan yang berarti. Hal ini bisa diawali dari kurikulum yang progresif dan pembentukan karakter mahasiswa yang unggul di bidang penyiaran. Hal inilah yang diupayakan perguruan tinggi seperti Akademi Komunikasi BSI (AKOM BSI). "Selama menjalani masa perkuliahan yang cukup padat, mahasiswa wajib membuat enam portofolio. Di antaranya adalah karya fotografi, film jurnalistik, film dokumenter, film drama, dan berita televisi," tutur Ketua Jurusan Penyiaran AKOM BSI Anisti.
Ia mengemukakan, selama ini lulusan AKOM BSI biasanya dikenal tangguh di lapangan. "Kemampuannya tidak diragukan banyak pihak karena mahasiswa BSI dikenal tahan banting, cekatan, dan berani mengungkapkan pendapat," tuturnya. Hal itu tentunya tidak terlepas dari upaya BSI yang selalu konsisten dalam mengikuti perkembangan teknologi terkini, terutama dalam bidang penyiaran. Sebagian tenaga pengajar pun merupakan praktisi yang sudah berpengalaman di bidangnya.
Direktur BSI Naba Aji mengemukakan, salah satu upaya BSI dalam mengikuti tren perkembangan teknologi terkini adalah setiap tahun BSI Group selalu mengikuti Communic Asia yang diadakan di Singapura. Rangkaian kegiatan tersebut terdiri dari Communic Asia, IT Entrerprise Asia dan Broadcast Asia.
Tahun ini pun BSI Group mengikuti Communic Asia 2014 yang digelar di Singapura, 17-20 Juni 2014. Para utusan BSI dalam acara tersebut terdiri dari BSI (termasuk di dalamnya AKOMBSI), Universitas BSI, STMIK Nusa Mandiri dan STBA Nusa Mandiri, serta STMIK Antarbangsa. "Kami mengirimkan utusan sebanyak total 42 orang, terdiri dari para dosen, pimpinan perguruan tinggi di lingkungan BSI dan Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi di BSI Group," tutur Naba di Singapura, Rabu (18/6).
Lebih jauh Naba menjelaskan, keikutsertaan BSI Group di Communic Asia tersebut setiap tahun bertujuan untuk selalu meng-update knowledge dan teknologi. "Delegasi BSI datang dengan misi mengunjungi pameran, menjadi peserta seminar dan melakukan studi banding ke sejumlah perguruan tinggi di Singapura," papar Naba.
Prestasi
Anisti menjelaskan, berkat didikan yang keras, sejumlah alumni AKOM BSI mampu mengukir prestasi yang patut diacungi jempol. Salah satu contohnya adalah Aji Ragamanti (25), yang pernah bekerja di sejumlah production house dan TV swasta nasional. "Kenapa banyak mahasiswa BSI begitu lulus langsung bisa kerja? Ini karena selama kuliah kita banyak praktik dan banyak dikenalkan pada peralatan broadcasting sehingga saat bekerja, kami tidak perlu belajar terlalu banyak," ujar Aji.
Lulusan AKOM BSI lainnya adalah Rendi (26). Di usianya yang masih tergolong muda, Rendi menjajal merintis usaha untuk membuat stasiun televisi dengan memanfaatkan Satelit Palapa. Program-program acara televisi yang dibuat sengaja ditujukan untuk masyarakat Indonesia Timur yang kebanyakan telah menggunakan antena parabola yang mampu menangkap sinyal dari Satelit Palapa. "Selama saya kuliah, BSI selalu memberi support. Saya sering diikutsertakan dalam perlombaan di sana-sini dan mendapat referensi kerja," tuturnya.
Usaha bisnis yang dilakukan oleh Rendi berarti menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. "Saat membuat media baru tersebut, saya mengajak sebagian teman yang dulunya juga alumni BSI. Sekarang pun banyak menarik mahasiswa BSI untuk diikutsertakan dalam program kami," kata Rendi.
Tidak hanya alumni yang sukses. Para mahasiswa AKOMBSI pun berhasil mengukir sejumlah prestasi. Pada 26 April 2014, BSI sukses memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan Rekor Nonton Film Pendek Terbanyak (Karya dan Ditonton oleh Mahasiswa). Mahasiswa AKOM BSI juga berhasil merebut penghargaan sebagai Film Terbaik dalam ajang UI Film Festival yang diselenggarakan di gedung pusat studi Jepang 24 Mei 2014 lalu melalui film berjudul Pohon Uang karya Aby Azy Tr. Selain itu, El Clasico karya Jody Surendra yang juga mahasiswa AKOM BSI berjaya meraih penghargaan sebagai Film Terfavorit. ??