Ahad 18 Dec 2016 17:00 WIB

Kilas Nasional

Red:

Dibongkar, Miras Oplosan Alkohol 90 Persen

BANDUNG  Jajaran Polres Bandung berhasil membongkar praktik pembuatan miras oplosan dengan kadar alkohol hingga 90 persen. Dalam penggerebekan tersebut, polisi mengamankan tiga orang pembuat miras, yaitu AS, LS, dan JH.

Praktik pembuatan miras tersebut dilakukan di sebuah rumah di Kompleks Posgiro RT 05/RW 05 Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Penggerebekan yang disaksikan aparat RT setempat dan tokoh masyarakat ini berlangsung Jumat (16/12) sekitar pukul 17.00 WIB.

Menurut Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Drs Yusri Yunus, praktik pembuatan miras ini dilakukan dengan mencampur miras asli merek terkenal dengan alkohol 90 persen. Campuran lainnya, kata dia, yaitu air mineral dan cuka. Miras hasil oplosan ini kemudian diberi merek sendiri dengan nama Kuda Mas, Mensen House, dan Arak Orangtua. Miras oplosan ini kemudian dikemas dalam botol-botol dan diberi label sendiri, kata dia.

Barang bukti yang disita polisi, kata Yusri, yaitu miras asli sebanyak 40 karton, miras oplosan 30 karton, drum plastik dua buah, alat presan botol sebanyak tiga buah, label botol miras oplosan sebanyak 5.000 lembar, alkohol murni 40 liter, dan air isi ulang sebanyak  empat galon. Polisi masih mengembangkan kasus ini untuk mengetahui peredaran miras oplosan ini serta jaringannya, kata dia.     Djoko Suceno, ed: Nina CH

 

 

Harga Cabai tak Kunjung Turun di Lampung

BANDAR LAMPUNG  Pedagang di pasar tradisional Kota Bandar Lampung tak bisa menurunkan harga cabai baik cabai merah maupun rawit. Pasalnya, pasokan cabai dari luar Lampung dan lokal masih tak kunjung turun di kisaran Rp 55 ribu-Rp 60 ribu per kg sejak dua bulan lalu.

Dari pemasok cabai lokal dan dari Jawa harga juga belum turun, jadi kami belum bisa turunkan harga, kata Karsiyem, pedagang cabai di Pasar Pasir Gintung Bandar Lampung, Sabtu (17/12).

Ia tetap menjual cabai merah Rp 55 ribu per kg, sedangkan cabai rawit Rp 60 ribu per kg. Harga tersebut bertahan lama sejak dua bulan lalu. Meskipun ada kenaikan atau penurunan harga cabai hanya dalam kisaran Rp 500-Rp 1.000 per kg.

Menurut dia, cabai lokal petani di Lampung tidak banyak karena banyak petani yang gagal panen karena masih musim hujan. Cabai merah dan rawit kebanyakan dipasok dari Bandung dan Jawa.

Wati, ibu rumah tangga, berharap pemerintah serius menangani harga bahan pokok dan sayur-mayur yang selalu naik, padahal bahan kebutuhan dapur tersebut berasal dari dalam negeri, bukan impor.

Seharusnya sayur-mayur murah di pasar karena produksi petani sendiri, begitu juga bahan pokok lain, seperti minyak goreng dan terigu, ujar ibu tiga anak tersebut. Ia terpaksa membeli cabai dan bawang dengan cara eceran untuk menyetok per pekan.     Mursalin Yasland, ed: Nina CH

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement