Kamis 17 Nov 2016 17:00 WIB

Distribusi Tertutup akan Diperluas

Red:

JAKARTA — Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto me ngatakan, Provinsi DKI bukanlah daerah terakhir yang akan diterapkan distribusi tertutup elpiji 3 kg. Jika terbukti ampuh membuat penyaluran epliji tepat sasaran, mekanisme ini akan diperluas ke daerah lain. "Program subsidi tertutup akan terus berlanjut. Tahun depan, bakal diterapkan di daerah lain," kata Dwi, Kamis (3/11).

Dwi menegaskan, mekanisme dis tri busi tertutup elpiji 3 kilogram di Pro vinsi DKI Jakarta akan segera di lak sa nakan. Pembagian elpiji bersub si di ini menyasar rumah tangga de ngan peng hasilan di bawah Rp 1,5 juta per bulan. "Pasti segera diimplementasikan. Karena, di Kaltara (Kaliman tan Utara) sudah dilakukan uji coba," katanya.

Ia menjelaskan, semua warga Ja karta yang berhak membeli elpiji 3 kg, akan mendapat kartu layaknya Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). KKS adalah kartu terbitan pemerintah sebagai penanda keluarga kurang mampu. Hal ini, menurut Dwi, memperketat peng awasan dalam pendistribusian tabung elpiji gas melon itu. Dwi menegaskan, sistem ini akan membuat subsidi elpiji benar-benar dinikmati orang yang tidak mampu.

Sebelumnya, pada 1 Oktober 2016, pendistribusian elpji bersubsidi sudah dilakukan di Kecamatan Tarakan Ti mur, Kabupaten Tarakan, Kaliman tan Utara. Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, menjelaskan, skema pembagiannya, pemerintah bekerja sama dengan beberapa bank BUMN untuk pembagian dan pembuatan kartu. Masyarakat penerima elpiji 3 kg menggunakan kartu tersebut untuk bertransaksi di pangkalan resmi yang terdaftar di Pertamina. Setiap pang kalan tersebut dilengkapi satu unit mesin transaksi (EDC/electronic data capture).

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta Pertamina memastikan ke tersediaan elpiji Bright Gas atau elpiji 5,5 kg di daerah untuk mengantisipasi distribusi tertutup elpiji kemasan tiga kilogram.

Anggota Komisi VII DPR Inas Zu bir mengatakan, migrasi konsumen ke elpiji 5,5 kg akan semakin mening kat seiring kebijakan distribusi tertu tup yang akan dilakukan pemerintah untuk elpiji 3 kg. Potensi peningkatan pengguna elpiji 5,5 kg berasal dari 38,97 juta rumah tangga yang diang gap tidak berhak menerima subsidi elpiji melalui distribusi tertutup. "LPG tabung gas 5,5 kg adalah ide cerdas Pertamina untuk menghindari penyelewengan elpiji 3 kg di lapangan. Karena itu, Pertamina mesti siap de ngan pasokan LPG 5,5 kg," katanya.

Saat ini, penerima tabung perdana LPG bersubsidi di Tanah Air berjum lah 54,9 juta rumah tangga. Sesuai dengan data sementara dari Tim Na sional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), penerima sub sidi LPG tiga kg lewat mekanisme distribusi tertutup adalah sebanyak 15,96 juta rumah tangga. Untuk itu, diperlukan produk gas nonsubsidi yang bisa mengakomodasi 38,97 juta rumah tangga lain, yang dianggap tak berhak menikmati distribusi LPG tertutup.

Anggota Komisi VII DPR lainnya, Harry Poernomo, dari Fraksi Partai Ge rindra juga mendukung Pertamina un tuk fokus mengembangkan produk LPG nonsubsidi, seperti LPG kemasan 5,5 kg dengan jenama Bright Gas di ban dingkan mengeluarkan produk baru.

Model pemasaran bahan bakar mi nyak (BBM) dengan varian Pre mium, Pertalite, dan Pertamax bisa juga diterapkan di elpiji dengan pro duk 3 kg, 5,5 kg, dan 12 kg. Apalagi, saat ini tidak sedikit konsumen yang mulai memakai LPG 5,5 Kg."Warga yang mampu tidak usah lagi meng gunakan barang-barang subsidi, me re ka mulai migrasi ke nonsubsidi. Ka lau konsumen yang mampu membeli LPG subsidi seperti LPG kemasan tiga kg, akibatnya terjadi subsidi salah sasaran karena model distribusinya dilakukan terbuka," katanya.

Wianda Pusponegoro, mengata kan, Pertamina siap meningkatkan stok Bright Gas 5,5 kg dan elpiji non subsidi lainnya sehingga masyarakat konsu men, terutama kelas menengah ke atas, memiliki lebih banyak pilihan pro duk elpiji untuk kebutuhannya.

Bright Gas yang merupakan LPG nonsubsidi kemasan 5,5 kg yang me nyasar konsumen menengah ke atas di sejumlah kota besar, seperti Jakar ta, Ban dung, Balikpapan, Yogya karta, Se ma rang, Surabaya, dan Makassar. Ber dasarkan data PT Pertamina, se pan jang semester I 2016 volume pen jualan LPG 5,5 kg mencapai 43.271 metrik ton (MT).       rep: Frederikus Bata/antara, ed: Satria Kartika Yudha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement