Rabu 11 Jun 2014 14:30 WIB
debat capres-cawapres 2014

Debat capres-cawapres 2014- Calon Dinilai tak Siap Konsep

Red:

JAKARTA -- Debat pertama pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada Senin (9/6) dinilai masih normatif dan abstrak. Kedua pasangan dinilai tidak menjelaskan secara perinci langkah implementatif yang akan dilakukan untuk dijadikan kebijakan, khususnya terkait dengan kepastian penegakan hukum.

 

Direktur Advokasi Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada (UGM) Oce Madril mengatakan, apa yang disampaikan kedua pasangan terkait kepastian penegakan hukum belum bisa dinilai mana yang paling baik. Alasannya, keduanya masih menyampaikannya secara umum dan tidak menyentuh pada substansi masalah. “Harusnya berangkat dari identifikasi masalah, kemudian bagaimana menyelesaikannya dengan kebijakan,” katanya kepada Republika, Selasa (10/6).

 

Menurut Oce, debat pertama yang dilakukan terlihat sangat sporadis dan tidak sistematis. Kedua pasangan calon dinilai tidak siap secara konseptual terhadap apa yang akan disampaikan. Dengan demikian, kata dia, semua yang keluar hampir tidak ada yang substantif. Semuanya normatif dan mengambang.

 

Oce mengaku, waktu yang singkat dalam debat memang tidak memungkinkan untuk menjelaskan semua visi dan misi. Namun, setidaknya permasalahan terkait penegakan hukum harus dijelaskan dan kemudian apa yang akan dilakukannya jika terpilih itu bisa disampaikan. “Saya tidak melihat itu pada keduanya. Semuanya tidak menuju pada titik persoalan,” ujarnya.

Pengamat Komunikasi Politik Effendi Ghazali memberikan nilai yang sama pada kedua capres dan cawapres untuk debat pertama. “Untuk malam ini (9/6) kurang lebih sama memberikan nilai yang sama, tapi pada bagian tertentu tentu orang akan melihat ke depannya pasti akan lebih seru karena sudah mulai seimbang," katanya seusai acara debat di Balai Sarbini, Jakarta, Senin (9/6) malam.

 

Dari segi cawapres, Effendi Ghazali memberikan apresiasi pada Jusuf Kalla karena menurutnya JK begitu lepas. Sedangkan bagi cawapres Hatta Rajasa, Effendi menilai, Hatta terlalu normatif. "Karena jawabannya normatif, jadi kita malas menyimaknya,” katanya.

Effendi memberikan catatan terkait teknis jalannya debat pertama. Menurutnya, sesi pertama tak perlu memaparkan visi-misi yang memakan waktu yang cukup lama. “Menurut saya, debat itu tidak perlu ada visi dan misi lagi. Ngapain sih enam menit peretama pake visi dan misi, enam dan enam menit (bagi masing-masing calon)," ujarnya.   rep:30/c81 ed: andri saubani

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement