oleh:Fitrian Zamzami -- Kalimantan Barat punya demografi yang terbilang unik dibandingkan provinsi-provinsi lainnya di Indonesia. Ia adalah wilayah dengan tiga suku bangsa dengan jumlah signifikan.
Menurut pendataan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah etnis utama di Kalimantan Barat, yakni etnis Dayak, meliputi sekira 20 persen penduduk di wilayah tersebut. Sementara etnis Melayu mencakupi 19 persen penduduk Kalimantan Barat, disusul dengan etnis Tionghoa dengan 9 persen penduduk.
Perpolitikan di Kalimantan Barat, sedikit banyak dipengaruhi oleh perimbangan etnis tersebut. Sejak pemilu mula-mula digelar pada 1955, kecenderungan politik berdasarkan etnis sudah mulai tampak di Kalimantan Barat. Masyumi, yang ideologi Islamnya lekat dengan etnis Melayu, tercatat memperoleh 33 persen suara dalam pemilu pertama tersebut. Perolehan tersebut disusul oleh sebuah partai lokal bernama Partai Persatuan Dayak (PPD) yang memperoleh 31 persen suara. Setelah itu baru Partai Nasional Indonesia (PNI) menyusul.
Pada Pemilukada Kalimantan Barat 2012, kecenderungan serupa mencuat kembali. Saat itu, calon gubernur Cornelis yang berasal dari suku Dayak dan Christiandy Sanjaya dari etnis Tionghoa didukung PDI Perjuangan. Sementara pasangan Morkes Effendi-Burhanuddin A Rasyid, keduanya dari etnis Melayu, disokong Golkar dan PKS.
Hasil Pemilukada 2012 tersebut hampir serupa dengan perimbangan etnis di Kalimantan Barat. Cornelis-Christiandy keluar sebagai pemenang dengan perolehan 52 persen, sementara Morkes-Burhanuddin mendapat 25 persen.
Dalam konteks Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 nanti, tak tertutup kemungkinan politik etnis akan kembali menentukan pergerakan suara di Kalimantan Barat. Hasil Pileg 2014 menunjukkan, PDI Perjuangan unggul besar di Kalimantan Barat. Terlebih parpol itu karena memiliki Cornelis, sang gubernur sekaligus ketua DPD PDI Perjuangan Kalimantan Barat.
Kendati demikian, Prabowo Subianto -Hatta Rajasa punya sedikit keuntungan di etnis Tionghoa. Ia terbukti ngotot mengajukan seorang Tionghoa, Basuki Tjahaja Purnama, sebagai wakil gubernur DKI Jakarta. Kendati demikian, keuntungan terebut masih tergantung kemana Christiandy Sanjaya sebagai wakil gubernur menjatuhkan dukungan.
Bagaimanapun, politik etnis di Kalimantan Barat serupa benda pecah belah. Ia mesti hati-hati betul dimainkan karena memiliki potensi konfliknya sendiri. Bagaimanapun etnis tertentu coba ditarik ke salah satu sisi, potensi konflik tersebut tak boleh hilang dari pertimbangan.
Hasil Pilpres 2009 di Kalbar:
Megawati-Prabowo: 37,12
SBY-Boediono: 54,03
JK-Wiranto: 8,86
Pemilukada Kalbar 2012:
Pemenang: Cornelis - Christiandy Sanjaya (52,13 persen)
Pendukung: PDIP, Demokrat
Runner Up: Morkes Effendi - Burhanuddin A Rasyid (25,15 persen)
Pendukung: Golkar, PAN, PKS
Suara Koalisi pada Pileg 2014 di Kalbar
Jokowi-JK:
PDIP: 33 persen
NasDem: 6,81 persen
PKB: 4,76 persen
Hanura: 3,50 persen
PKPI: 5,62 persen
Total: 53,69
Prabowo-Hatta:
Gerindra: 9,53 persen
PAN: 7,92 persen
PKS: 4,12 persen
Golkar: 14,08 persen
PPP: 5,51 persen
PBB: 1,24 persen
Total: 42,4
Demokrta (Netral): 7,94 persen
Daftar Pemilih Tetap Kalbar: 3.549.448
Surat Suara Sah: 2.478.262
Sumber: Badan Pusat Statistik/Komisi Pemilihan Umum