Selasa 22 Jul 2014 14:00 WIB

Musim Deklarasi Damai Menjelang Pengumuman

Red:

Sekira 100 orang yang mengklaim sebagai warga Menteng, Jakarta Pusat, berkumpul di Taman Menteng, Senin (21/7). Jumlah tersebut adalah akumulasi dari dua kelompok berbeda yang bikin rame menjelang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014.

Kubu calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Prabowo Subianto-Hatta Rajasa diwakili kelompok Anak Menteng Bersatu. Sementara, Komunitas Alumni Kolase Kanisius mewakili pasangan Joko Widodo (Jokowi)- Jusuf Kalla (JK)

Kedua barisan pendukung tersebut kemudian sama-sama bertolak dari Taman Menteng menjelang siang. Mereka pecah kongsi dan masing-masing barisan memilih jalur berbeda.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Agung Supriyanto/Republika

Deklarasi Pemilu Damai

Kendati demikian, beberapa saat kemudian, masing-masing jalur yang diambil kedua kelompok pendukung ternyata menuju lokasi yang sama, yakni Bundaran Hotel Indonesia. Kelompok pendukung Prabowo-Hatta masuk dari sisi utara. Sementara, para simpatisan Jokowi-JK maju dari sisi selatan.

Tiba di Bundaran HI, masing-masing barisan kelompok kembali bikin riuh. Kedua kelompok menggeber orasi-orasi politik melalui pengeras suara. Lagu-lagu kebangsaan juga dinyanyikan masing-masing kelompok. 

Setelah puas menyampaikan unek-unek dan bernyanyi, seperti hendak saling serang, kedua kubu lalu bergerak mendekati satu sama lain. Kendati demikian, alih-alih baku hantam, mereka berbaur saling menyalami dan berpelukan.

Dua orang perwakilan maju ke depan. Dari kelompok Prabowo-Hatta, tampil seorang pria mengenakan kaus bergambar capres-cawapres Prabowo-Hatta. Sementara, mewakili kelompok Jokowi, seorang lelaki hadir menggunakan baju kotak-kotak merah-biru-putih.

Keduanya lalu melepas baju masing-masing, menyisakan kaus putih bertuliskan "Indonesia Damai; Menteng Bersatu". Kedua pria tersebut lalu berangkulan diiringi sorak-sorai anggota tim masing-masing dan iringan lagu "Bagimu Negeri"

Perwakilan kubu Prabowo-Hatta Adil Henuhili menjelaskan, deklarasi damai tersebut murni diinisiasi warga Menteng. Menurut Adil, warga Menteng selama ini merasa cemas akan terjadi keributan di gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang notabene berlokasi di kawasan Menteng. "Jadi, kita warga Menteng menghendaki rekapitulasi (suara) berjalan damai. Kami ingin keluarga kami damai. Tidak ada yang memisahkan kebersamaan kami sebagai anak menteng," ujar dia.

Hal senada juga diutarakan perwakilan kelompok Jokowi-JK Iwan Siswoyo. "Kami warga Menteng menginginkan ibu-ibu bisa pergi ke pasar seperti biasanya, anak-anak bisa sekolah, kami juga bisa pergi ke kantor dengan tenang. Di sini, kami menyatakan, siapa pun presidennya akan kami dukung," kata Iwan.

Deklarasi damai yang digelar masyarakat Menteng tersebut berjalan singkat. Usai memberikan keterangan dan berfoto, kedua kelompok dengan tertib membubarkan diri. Deklarasi serupa, belakangan dilakukan juga di sejumlah lokasi lainnya.

Sejumlah relawan pendukung masing-masing pasangan juga menyepakati deklarasi damai di Bandara Lampung, kemarin. Kesepakatan damai itu disaksikan Danrem 043 Garuda Hitam Kolonel Winarto, Kapolda Lampung Brigjen Heru Winarko, serta Wakil Gubernur Lampung Bakhtiar Basri.

"Kami minta kepada relawan Prabowo-Hatta dan masyarakat Indonesia agar dapat menciptakan suasana sejuk dan tidak menimbulkan hal-hal negatif," kata inisiator relawan Prabowo-Hatta Tony Eka Chandra. Hal senada diungkapkan Dedy Mawardi, inisiator relawan Jokowi-JK. Ia berharap, siapa pun yang terpilih menjadi presiden, Pilpres 2014 dihargai sebagai bentuk keberhasilan bersama.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Kapolri Jenderal Sutarman mendukung aneka deklarasi damai yang merebak belakangan. "Ini sebuah niat yang luhur dan sangat baik," kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko saat menghadiri deklarasi damai di Jakarta, Ahad (20/7).

Sementara itu, Jenderal Sutarman menilai, deklarasi damai memang sudah sepatutnya digelar menjelang pengumuman pemenang Pilpres 2014. Ia menambahkan, akan menggulirkan deklarasi damai hingga ke tingkat provinsi. "Niat tulus teman-teman kita ini menyerukan perdamaian. Kalau ada yang tidak mau damai, berhadapan dengan kita (kepolisian)," tegas Sutarman. rep: c54/antara ed: fitriyan zamzami

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement