Rabu 11 Jan 2017 16:00 WIB

DKPP: Pelanggaran Pilkada Menurun

Red:

JAKARTA -- Juru Bicara Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Nur Hidayat Sardini mengatakan, jumlah laporan pelanggaran kode etik oleh penyelenggara pilkada 2017 menurun jika dibandingkan dengan pilkada serentak 2015. Meski demikian, modus pelanggaran kode etik diduga semakin berkembang.

Berdasarkan data yang dihimpun DKPP, tercatat 25 laporan pelanggaran kode etik pilkada 2017. Data tersebut berdasarkan rekapitulasi hingga pertengahan Desember 2016. Pada pilkada 2015, jumlah pelanggaran kode etik tercatat mencapai 108 laporan.

"Laporan pelanggaran oleh penyelenggara tetap ada, tetapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan periode pilkada 2015. Bentuk pelanggaran sekarang ini lebih mengarah kepada modus yang lebih halus," ujar Nur ketika dikonfirmasi Republika, Selasa (10/1).

Dia mencontohkan, pelanggaran masih berupa manipulasi data atau lewat politik uang. Namun, teknis bentuk pelanggaran semakin sulit diidentifikasi.

Meski masih ada laporan pelanggaran, Nur memastikan jika hal itu tidak mengganggu pelaksanaan pilkada serentak. Seluruh laporan pelanggaran nantinya akan diproses dan disidangkan. "Pelanggaran pilkada tetap ada, tetapi pelaksanaannya jalan terus. Pengalaman dan kemampuan, penyelenggara pilkada terus meningkat, " tutur dia.

Dia menambahkan, berdasarkan pendataan pada pilkada 2015, ada 354 penyelenggara yang melakukan pelanggaran kode etik. Setelah diproses, DKPP menyatakan ada 221 penyelenggarayang  diputus harus menjalankan rehabilitasi, sebanyak 108 orang diberi teguran tertulis, dan 25 orang diberhentikan secara tetap.

Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPRR) Masykurudin Hafiz menilai pelaksanaan pilkada serentak 2017 relatif lebih teratur jika dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini terindikasi dari minimnya data jumlah pelanggaran kode etik pelaksanaan pilkada.

Menurut dia, kondisi ini dipengaruhi tata kelola pilkada yang lebih baik di daerah. "KPU sekarang sudah lebih terbuka. Data-data pilkada pun lebih mudah diakses," ujarnya.

Saling sindir

Sementara, dari ajang Pilkada DKI Jakarta, para kandidat mulai melancarkan sindiran tentang calon lain. Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi santai pernyataan cagub Agus Yudhoyono yang menyebut membuat bahagia warga itu gampang. Anies bersyukur jika ada cagub lain yang menempatkan kebahagian warga sebagai prioritasnya."Alhamdulillah, saya senang. Hahaha …," kata Anies, di Jakarta, Selasa (10/1).

Menurut dia, kebahagiaan itu mudah diraih jika pemerintah serius memikirkannya. Namun, cagub nomor urut tiga ini menyindir Agus yang baru menyatakan hal tersebut. Ia menilai, jika memang menurut Agus hal itu mudah, seharusnya kebahagiaan warga ditulis sejak awal di visinya saat maju menjadi kontestan Pilkada DKI.

Cagub yang mengusung slogan "Maju kotanya, bahagia warganya" ini mencontohkan, suatu ketika ada orang yang menantang semua orang untuk menegakkan telur. Semua mencobanya tetapi gagal. Orang tersebut lantas meletakkan telur dalam posisi vertikal dengan mengetukkan sedikit bagian bawahnya. Telur pun berdiri.

"Semua orang bilang, 'Ah, kalau begitu gampang.' Iya, tapi kenapa enggak dari tadi terpikir? Kalau memang kebahagiaan itu gampang, tulis dong di visi. Sekarang sudah ada yang nulis, 'Oh, iya, ya, baru kepikir.' Jangan gitu dong," ujar Anies.

Sementara, Agus mengingatkan warga Jakarta agar tidak memilih pemimpin yang suka menggusur. "Jangan pilih pemimpin yang suka gusur rakyat. Seorang pemimpin harus mencintai rakyatnya," ucap Agus.

Agus mengingatkan agar masyarakat tidak salah pilih. Bagi Agus, pilihan yang salah bisa menimbulkan kesengsaraan sampai periode kepemimpinan terpilih berakhir. "Mau Jakarta lebih aman, lebih makmur, lebih sejahtera? Kalau mau, jangan tidak memilih dan jangan salah pilih. Kalau salah pilih, sengsaranya lima tahun," kata dia.

Di tempat terpisah, calon wakil gubernur Djarot Saiful Hidayat tak mempermasalahkan jika ada calon lain yang menyerang karakter pasangan nomor urut dua tersebut. Baginya, adu gagasan lebih penting.

"Penyerangan karakter tidak apa, nanti masyarakat yang menilai. Itu berarti tidak menjual kinerja , visi-misi, gagasan, atau karakter, dan pencitraan," kata Djarot.

Djarot juga mengaku mendapatkan instruksi dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri agar menuntaskan pilkada dengan kemenangan satu putaran.

"Dapat instruksi untuk turun ke bawah, temui masyarakat. Semua anggota harus aktif, baik struktural hingga istri ataupun suami. Khusus Jakarta, semua yang memiliki saudara agar dikerahkan untuk pemenangan. Usaha maksimal satu putaran," kata Djarot.       rep: Dian Erika Nugraheny, Mas Alamil Huda, Dadang Kurnia/antara, ed: Hafidz Muftisany

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement