RIO DE JANEIRO - Bagi Jerman, kemenangan 1-0 atas Prancis di babak perempat final Piala Dunia 2014 merupakan kemenang an keramat. Pasalnya, kemenangan ini diraih bertepatan dengan tang gal Jerman yang kala itu masih bernama Jerman Barat, berhasil mengangkat trofi Piala Dunia untuk pertama kalinya pada 4 Juli 1954. Kini, pada 4 Juli 2014, skuat Der Panzer mampu menjaga asa mengangkat trofi Piala Dunia untuk keempat kalinya dengan menapak ke semifinal.
Di hari keramatnya ini pula, pasukan Joachim Loew mengukir seja rah baru. Jerman menjadi satusatunya tim yang berhasil melangkah ke semifinal dalam empat edisi Piala Dunia secara berturut-turut.
Di Piala Dunia 2002, Jerman bahkan sukses melaju ke partai final. Namun gagal menjadi juara karena kalah 0-2 dari Brasil.
Sedangkan pada dua edisi berikutnya, langkah Jerman terhenti di semifinal. Jerman didepak Italia dengan kekalahan 0-2 pada Piala Dunia 2006. Sementara empat tahun lalu, Jerman disingkirkan Spanyol dengan skor tipis 0-1.
Loew memuji kinerja anakanak asuhnya karena bisa menjalankan segala rencana dengan baik dalam laga yang digelar di Stadion Maracana, Rio De Janeiro. Rencana pertama Loew adalah meminta barisan belakang untuk bermain lebih disiplin dan menempel ketat para penyerang Prancis. Karim Benzema yang menjadi tumpuan Prancis pun akhirnya tidak bisa bergerak bebas. "Itu kuncinya dan semua berjalan sesuai rencana," kata Loew seperti dilansir Football Italia.
Jerman keluar sebagai pemenang berkat gol tunggal bek Mats Hum mels pada menit ke-12. Ber awal dari tendangan bebas Toni Kroos, Hummels memenangkan duel udara melawan bek Raphael Varane. Sundulan keras Hummels melesak deras ke pojok atas gawang Prancis yang dikawal Hugo Lloris.
Rencana kedua Loew pun dija lankan dengan baik oleh Philipp Lahm dkk. Setelah memimpin babak pertama lewat gol Hummels, Jerman memilih bermain lebih sabar pada babak kedua untuk mempertahankan keunggulan. Jerman tak lagi ngotot menguasai bola.
Berkali-kali Prancis mampu menebar ancaman melalui Benzema. Namun berkali-kali pula pe luang itu dimentahkan oleh barisan belakang Jerman. Di pengujung per tandingan, peluang emas Benzema melalui sepakan keras kaki kirinya juga gagal berbuah gol. Kali ini berkat penyelamatan apik Manuel Neuer yang menepis tendangan Benzema dengan satu tangan.
Menurut Loew, strategi itu perlu dilakukan demi mengatur stamina para pemainnya. Maklum, laga ini ber langsung pada pukul 13.00 waktu setempat di bawah cuaca Brasil yang tidak bersahabat bagi tim-tim Eropa. "Anda akan kehilangan kon sentrasi jika stamina menurun," Loew menjelaskan.
Loew menganggap, Prancis sebe narnya juga lebih hati-hati dalam bertahan di babak kedua sehingga membuat Jerman gagal menggandakan keunggulan.
Pelatih yang selalu tampil necis itu tak lupa memuji para pemain belakang dan Neuer yang sukses mementahkan beberapa peluang emas Prancis. Prancis, ujar Loew, tidak menyerah untuk menyamakan kedu dukan. "Tapi Mats Hummels, Jerome Boateng dan Manuel Neuer bekerja dengan baik," Loew mengungkapkan.
Atas hasil ini, Jerman menegaskan konsistensi performanya di Piala Dunia. Sejak Piala Dunia 2002, Jerman selalu menang di perempat final secara beruntun. Namun sayangnya, hasil gemilang ini tak dibarengi dengan gelar juara dunia.
Pelatih Prancis Didier Des champs mengakui keunggulan Jerman. Deschamps menegaskan anak-anak asuhnya sudah bermain maksimal. Namun gara-gara kalah pengalaman dari Jerman, Prancis gagal melaju ke semifinal. "Mereka (Jerman) tim yang lebih pengalaman dari kami. Dan kami harus terhenti di sini," ung kap Deschamps.
Jerman, ujar Deschamps, mam pu bermain lebih tenang sehingga berhasil mementahkan semua pe luang Prancis. Ia pun cukup terkejut ketika Neuer sukses menepis tendangan keras Benzema pada menit-menit akhir pertandingan. "Itu peluang bagus. Tapi Neuer sangat baik di bawah mistar gawang," Deschamps mengatakan. rep:satria Kartika Yudha ed:abdullah sammy
Pragmatisme Die Mannschaft
Lewat gol semata wayang Mats Hummels pada menit ke-13, Jer man sukses menying kir kan Prancis di babak perempat final Piala Dunia 2014, Jumat (4/6) ma lam WIB. Kemenangan di Stadion Maracana itu membawa die Man schaft menjadi satu-satunya tim yang sukses melaju ke fase empat besar dalam empat kali kesempatan Piala Dunia secara beruntun. Keber hasilan ini tidak terlepas dari pilihan gaya permainan yang diterapkan pelatih Jerman, Joachim Loew.
Namun, sorotan juga disematkan kepada penampilan tim Jerman. Alih-alih terus menggempur Prancis, Jerman justru terpaku dan lebih menunggu serangan lawan. Jika dibanding dengan perjalanan mereka di fase knock-out Piala Dunia 2010, kala sukses mengalahkan Inggris 4-1 dan Ar gentina 40, Jerman tampil kurang meyakinkan dengan hanya unggul dengan selisih satu gol, Aljazair 2-1 dan Prancis 1-0.
Kendati begitu, kapten Jerman Philipp Lahm tidak mau ambil pu sing dengan gaya permainan . Kapten timnas Jerman itu justru me nilai, gaya permainan ini menjadi gaya permainan paling cocok yang dite rapkan timnya di sepanjang Piala Dunia 2014. `'Kami kembali bermain sebagai tim. Meski kami gagal me manfaatkan serangan balik cepat, tapi secara keseluruhan kami tampil cukup baik. Peluang laga ini adalah 50-50, tapi begitu kami berhasil men cetak gol, mereka terus berusaha mencetak gol,'' ujar Lahm di Four-Four Two.
Pencetak gol kemenangan Jer man, Hummels, pun mengamini ang gapan Lahm. Menurutnya, gaya per mainan yang mereka tunjukkan men jadi cara terbaik untuk bisa me nang melawan Prancis. Kini, Hummels pun berniat melanjutkan momentum kemenangan ini untuk bisa menyingkirkan Brasil di semifinal dan mengantarkan Jerman melang kah ke babak final untuk pertama kalinya sejak Piala Dunia 2002.
`'Saya kira, kami bermain tipe sepak bola yang bisa membuat kami berpeluang besar untuk bisa menang. Kami bertahan dengan sangat baik, saya kira kami layak untuk terus melaju,'' ujar Hummels. Dalam laga ini, kiper Jerman, Manuel Neuer, juga tercatat berhasil melakukan lima kali penyelamatan, termasuk saat menghalau kesempatan Mathieu Valbuena dan Karim Benzema. Upaya pelatih Prancis, Didier Deschamps, memasukan Oli vier Giroud dan Loic Remy juga tidak berbuah maksimal.
Akhirnya, gol semata wayang Hummels terbukti mampu menjadi gol kemenangan die Mannschaft atas Prancis dan kembali memperpanjang rekor tidak pernah kalah dari les Blues sejak 1958.
Deschamps mengakui, nyaris tidak ada celah buat anak-anak asuhnya untuk bisa menembus perta
han an Jerman. Pengalaman bermain di kancah internasional, lanjut mantan pelatih Juventus, itu men jadi faktor pembeda terbesar antara timnya dengan Jerman. Sementara di kubu Jerman, Joac him Loew mengakui, sistem permainan anak-anak asuhnya berjalan sempurna di laga tersebut.
Para penggawa Jerman berhasil menekan Prancis dan terus berusaha meredam pola serangan Prancis yang
digalang Paul Pogba dan Valbuena. Selain memuji penampilan Lahm di bek kanan, Loew juga memberikan apresiasi khusus terhadap dua bek tengah, Hummels dan Boateng. Pun dengan penampilan meyakinkan Neuer.
`'Kami tidak ingin memberikan Prancis kesempatan untuk meng alirkan bola ke para penyerang mereka. Kami berhasil menekan mereka dan itu menjadi kunci kemenangan kami di laga ini,'' tutur Loew di laman resmi FIFA. rep:Satria reja irfa widodo ed:abdullah sammy