JAKARTA — Koran harian berbahasa Inggris The Jakarta Post resmi mendeklarasikan sikapnya mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut dua, Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK). The Jakarta Post menuangkan sikap itu dalam tajuk berjudul “Endorsing Jokowi”, Jumat (4/7).
“Itu keputusan berat,” ujar Pemimpin Redaksi The Jakarta Post Meidyatama Suryodiningrat, Jumat (4/7). Dia mengatakan, keputusan itu bukan hal mudah karena tradisi pers di Indonesia selama 40 tahun terakhir belum pernah seperti itu.
The Jakarta Post memandang pemilihan presiden kali ini berbeda. Pilpres sebelumnya diikuti lebih dari dua pasangan. Kali ini, Pilpres 2014 diikuti dua pasangan.
Alhasil, masyarakat terpecah dua pihak. “Kita be lum pernah pemilu seperti ini,” ujar pria yang kerap disapa Dimas ini.
Dimas mengatakan, The Jakarta Post memahami capres-cawapres memiliki plus dan minus. Namun, The Jakarta Post memiliki nilai, landasan, dan perspektif untuk mengarahkan dukungan ke Jokowi-JK.
Menurut Dimas, ada empat pertimbangan, yaitu pluralisme, persoalan HAM, penguatan masyarakat sipil, dan menjaga semangat reformasi. “Kami menilai calon nomor satu kurang dalam semua poin,” kata dia.
Kendati memberikan dukungan, Dimas menjamin pemberitaan The Jakarta Post berimbang antara dua pasangan capres-cawapres. The Jakarta Post memisahkan antara berita dan opini dan tetap menyiarkan kegiatan Prabowo selaku pesaing Jokowi. “Tajuk adalah sikap kami,” ujarnya.
The Jakarta Post yang didirikan pada 1983 terafiliasi dengan Kompas Gramedia Group yang menerbitkan Kompas dan koran ekonomi Kontan.
The Jakarta Post bukan satu-satunya media yang memublikasikan dukungan Jokowi-JK. Majalah mingguan asal Inggris, The Economist, juga menyiratkan dukungan untuk pasangan nomor urut dua tersebut.
Dalam tulisan opini berjudul “Competing Visions”, The Economist menyatakan, seorang politikus yang naif memberi harapan lebih besar bagi masa depan Indonesia daripada seorang jenderal era Soeharto.
Majalah mingguan itu juga menyebutkan Jokowi sebagai pemimpin yang belum pernah ada di Indonesia sebelumnya. “Jokowi memiliki rekam jejak yang bagus dalam menyelesaikan persoalan,” tulis The Economist.
Anggota Dewan Pers Nezar Patria mengatakan, dukungan The Jakarta Post kepada Jokowi-JK merupakan kebijakan redaksi. Dari sudut jurnalis tik, netralitas tidak berarti media massa tidak berpihak.
Tapi, kata dia, independensi warta wan me liput peristiwa harus dijaga.
Karena itu, The Jakarta Post harus memisahkan berita dan opini dengan tegas atau menganut prinsip pagar api agar tidak bercampur. “Kaidahnya seperti itu,” ujar Nezar. rep:erdy nasrul ed: ratna puspita