JAKARTA -- Organisasi masyarakat (ormas) Persatuan Indonesia (Perindo) akan dideklarasikan menjadi partai politik pada tanggal 7 Februari 2015. Partai Perindo akan berusaha menjadi partai peserta pemilu pada 2019.
"Benar, partai perindo akan dideklarasikan tanggal 7 februari 2015 jam 19.00 di Hall D Kemayoran," kata salah satu elite Perindo, Ahmad Rofiq, lewat pesan singkat kepada Republika, Selasa (30/12).
Rofiq menambahkan, sejauh ini persiapan demi persiapan sudah dilakukan. Pada saat deklarasi nanti, menurut Rofiq, akan dihadiri oleh 5.000 kader yang dikoordinasi oleh panitia.
Bos MNC Group Hari Tanoesoedibjo disebut-sebut akan mengisi jabatan ketua umum partai tersebut. Ahmad Rofiq sendiri akan mengisi jabatan sekjen partai.
Rofiq mengungkapkan arah politik Perindo ketika menjadi parpol nantinya. Di antaranya, menurut Rofiq, Perindo akan menjadi partai berbasis massa sekaligus berbasis kader. "Perpaduan ini membuat pergerakan Perindo akan semakin masif di tengah masyarakat," ujar mantan sekjen Partai Nasdem itu.
Selain itu, lanjut Rofiq, Partai Perindo akan dengan konsisten membangun kultur dan paradigma baru dalam berpolitik. "Down to earth menjadi cara kami berpolitik," ujarnya.
Rofiq menuturkan, secara konsisten Perindo akan mengusung gagasan tentang politik kesejahteraan karena ini menjadi bagian dari kunci kemajuan suatu bangsa. "Kami ingin melakukan secara sungguh-sungguh dalam menciptakan kesejahteraan ini, agar (pada) 2025 Indonesia akan menjadi bangsa yang bahagia," katanya.
Disinggung soal peluang Perindo menghadapi Pemilu 2019, Ahmad meyakini Perindo akan berbicara banyak. "Perindo mempunyai optimisme untuk menjadi pemenang di 2019," kata Rofiq.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, menyarankan agar Perindo memiliki pemahaman politik secara benar. Sebab, hal tersebut merupakan pilar politik yang patut dimiliki partai politik baru jika ingin awet di dalam perpolitikan Tanah Air.
"Usulan yang berkaitan dengan itu, parpol harus memiliki local content budaya politik seperti apa yang akan dikenal. Partai politik berorientasi pada penciptaan kader, sistem harus dibangun. Partai baru harus melakukan seperti ini," ujarnya.
Siti Zuhro menyarankan Perindo agar tidak menunjukkan konflik yang terjadi di dalam tubuh partai jika ingin partainya langgeng dan dikenal masyarakat dengan baik. "Cobalah berpolitik itu dengan etika dan moral. Jangan sekali-kali masyarakat dipameri berantem partainya di media, apalagi melakukan korupsi," katanya.
c89 ed: muhammad fakhruddin