JAKARTA -- Anggota Dewan Pakar Partai Nasdem Taufiqulhadi menekankan, perombakan kabinet merupakan hak prerogatif Presiden. Jika Kepala Negara ingin menambah atau mengganti menteri maka harus dilakukan demi mendorong kinerja yang lebih baik.
"Saya berharap betul, kalau seperti itu, maka kinerja menjadi lebih baik, karena misalnya berganti terus setiap tahun, menurut saya, tidak terlalu baik secara psikologis. Orang bertanya ada apa, kok berganti terus setiap tahun,'' kata Taufiqulhadi saat dihubungi, Rabu (28/12).
Anggota Komisi III DPR itu juga meminta pergantian atau penambahan menteri harus betul-betul mendorong stabilitas pemerintahan. Hal ini juga harus mengirim sinyal positif kepada pasar.
Perombakan, lanjut dia, harus dilakukan sesuai kebutuhan. Dia menilai, saat ini perombakan kabinet tidak ada urgensinya. Karena, yang paling penting adalah bagaimana menjaga konsistensi dari perencanaan yang ada.
Politikus Hanura Dadang Rusdiana mengatakan, perombakan kabinet hanyalah isu. Tidak ada masalah di internal kabinet setelah perombakan kedua. "Saya berpandangan, reshuffle dalam waktu dekat tidak ada urgensinya," ujarnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyampaikan, sikap kenegarawanan Prabowo Subianto yang menyatakan berada di luar pemerintahan bukan berarti tidak mendukung pemerintah. Pihaknya terus menyampaikan kritik agar kinerja pemerintah menjadi lebih baik.
Ia menjelaskan, berada di luar pemerintahan juga menjadi opsi yang baik. Salah satu bidang yang perlu ditata adalah ekonomi dan hukum.
Pihaknya berharap, kinerja pemerintah tetap mendapat sorotan masyarakat luas. Analisis kritis dari masyarakat akan semakin mendorong kinerja pemerintah menjadi lebih baik. Jika ada persoalan, Fadli berharap, masyarakat dapat langsung menyampaikan masukannya.
Gerindra berharap, pemerintah tidak berlebihan menanggapi kritik warga. Apa yang disampaikan masyarakat, menurutnya, harus dijadikan masukan agar pemerintah semakin kuat, sehingga apa yang diprogramkan dapat segera terealisasi. rep: Eko Supriyadi ed: Erdy Nasrul
Ikuti Whatsapp Channel Republika