Jumat 26 Sep 2014 13:00 WIB

Penyembelihan Harus Benar

Red:

JAKARTA -- Penyembelihan hewan kurban harus dilakukan dengan benar.  Pemotongan kurban secara tepat tidak akan memberikan dampak psikologi negatif kepada anak.

Sekretaris Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti menjelaskan, Kamis (25/9), penyembelihan kurban di hadapan anak kecil bisa memiliki makna mendidik, tapi juga berpotensi melahirkan gangguan secara psikologis.

Penyembelihan hewan kurban bermakna edukatif dengan syarat  dilakukan dengan benar, yakni sesuai ajaran Islam.  Dia mengungkapkan, dalam Islam dianjurkan melakukan penyembelihan yang sempurna atau dikenal dengan istilah Ahsinu adz-Dzibhah

Penyembelih, kata dia, harus memiliki kemampuan yang sangat tinggi, tentang tata cara memotong. Mulai dari cara menjatuhkan binatang, hingga tidak menunjukkan amarah saat melakukan penyembelihan.

Selain itu, hewan yang disembelih tidak mengeluarkan suara yang keras yang menunjukkan penderitaan. "Penyembelihan seperti itu sebagai jalan untuk memberikan pembelajaran. Dan melihat penyembelihan bermakna edukasi," ujar Mu'ti.

Menurut dia, anak-anak yang belum dikenai kewajiban melaksanakan perintah (mukallaf), bisa mulai dibiasakan menjalankan perintah agama termasuk latihan berkurban. 

Namun, sebaliknya penyembelihan bisa bermakna gangguan secara psikologis jika dilakukan dengan cara yang salah. Penyembelih tidak mengindahkan anjuran di dalam Alquran.  "Misalnya, jika penyembelihan dilakukan oleh orang tidak profesional dan menggunakan alat-alat yang mengerikan," ujar dia.

Selain itu, menyembelih hewan kurban juga harus menampakkan rasa damai dan kasih sayang. Tidak diperbolehkan menyembelih dengan penuh amarah.

Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta mengeluarkan larangan pemotongan hewan kurban di sekolah dasar (SD). Larangan tersebut tertuang dalam Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 67 Tahun 2014 yang mengatur tentang penjualan dan penyembelihan hewan kurban.

Pemerintah beralasan, ini merupakan masukan dari banyak guru SD yang khawatir kondisi psikologis siswa atau siswi yang melihat pemotongan hewan kurban akan terpengaruh.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) KH Maksum Mahfudz mengatakan, pendampingan orang tua terhadap anak sangat penting dalam menjelaskan makna penting di balik penyembelihan hewan kurban.  "Justru ini objek dakwah yang bagus sekali," katanya kepada Republika, Kamis (25/9).

Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta akan  melakukan kerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memastikan pemotongan hewan kurban memenuhi syariat Islam.Tidak hanya sosialisasi, pemeriksaan terhadap hewan kurban juga sudah di lakukan. rep:c66/c60 ed: teguh firmansyah

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement