Pemerintah menegaskan bahwa kerja sama antara Proton Holdings Berhad dan PT Adiperkasa Citra Lestari ini hanya antara pihak swasta saja. Bagaimana pelaku industri otomotif menanggapi hal itu menyusul isu mobil nasional yang mengemuka?
Satu kalimat saja, kami Gaikindo tidak tahu apa-apa. Jadi gimana mau komentar. Mau bilang kerja sama kayak apa, kami juga tidak tahu sama sekali. Perkara kerja sama business to business antara perusahaan Indonesia dengan Malaysia, kami tidak tahu-menahu. Gaikindo tidak dilibatkan.
Tentang perusahaan milik Hendropriyono, PT Adiperkasa Citra Lestari, apakah kalangan industri otomotif mengenalnya?
Perusahaan tersebut kami tidak tahu. Mereka bukan anggota kami, jadi kami tidak tahu sama sekali. Kalau Proton yang ada di Jakarta memang anggota kami. Nanti sepulang ke Indonesia, saya akan tanya ke kawan-kawan saya tentang hal ini. Sejauh ini saya belum pernah dengar nama (perusahaan) itu.
Tentang mobil nasional sendiri, apakah pemerintah pernah mengajak pelaku industri otomotif dalam negeri untuk mengembangkan secara serius?
Belum. Selama ini pemerintah belum pernah mengajak kami untuk bicarakan serius tentang mobil nasional. Karena memang mobnas semenjak 1998, tidak ada lagi. Dulu, tahun 1996, memang terbit Inpres Nomor 2 Tahun 1996. Tapi, sejak itu tidak ada lagi. Sejak Jepang dan WTO melaporkan Indonesia, tahun 1998, Inpres tersebut dicabut. Istilah mobnas tidak ada lagi. Jadi, penggunaan istilah mobil nasional ini memang harus diteliti lagi.
Adakah rencana dari Gaikindo untuk menindaklanjuti kerja sama dengan Proton ini?
Belum ada. Kami saja belum tahu bentuk kerja sama seperti apa. Pekan depan, saya tanyakan kepada kawan-kawan di Jakarta. c85 ed: Fitriyan Zamzami