Setelah menjadi juara Eropa pada April 2014, Carolina Marin mencatatkan sejarah baru sebagai juara dunia bulu tangkis putri pertama asal Spanyol. Pada laga final Kejuaraan Dunia 2014 yang berlangsung di Kopenhagen, Denmark, akhir Agustus lalu, Marin sukses mengalahkan unggulan pertama asal Cina Li Xuerui dalam pertarungan tiga set, 17-21, 21-17, dan 21-18.
Kesuksesan Marin boleh dibilang menjadi sebuah tamparan bagi para pemain tunggal putri Indonesia yang miskin prestasi. Di saat para pemain tunggal putri Merah Putih masih mentok pada babak ketiga, pebulu tangkis yang merupakan fans berat Taufik Hidayat itu sukses merebut gelar juara dunia.
Apalagi, Marin pernah ambil bagian dalam latihan di Pelatnas Cipayung, tahun lalu. Selama sepekan di sana, Marin melakukan sejumlah latih tanding dan simulasi pertandingan. Bersama rekannya, Beatriz Corrales, ia melawan pebulu tangkis Indonesia Lindaweni Fanetri, Adriyanti Firdasari, dan Bellaetrix Manuputty.
"Mereka memang ikut latihan bersama dengan para pemain pelatnas sebagai persiapan mengikuti kejuaraan dunia 2013," ujar Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky.
Sebelum menjadi juara dunia tahun ini, Marin sudah menunjukkan potensinya pada Kejuaraan Dunia 2013. Pebulu tangkis usia 21 tahun itu mampu melaju ke perempat final, melampaui raihan terbaik para tunggal putri Indonesia yang hanya mentok pada babak ketiga.
Bellaetrix memuji Marin sebagai pemain bagus dan ulet. Selama di Pelatnas Cipayung, Bellaetrix juga kerap berlatih bersama dengan Marin. "Saya suka latihan strokebareng saja sama dia, tapi tidak pernah main gamebareng,"
ujar Bellaetrix.
Marin, kata Bellaetrix, juga merupakan sahabatnya di luar lapangan latihan. Keduanya sering makan bersama usai latihan.
"Bahasa Indonesianya bagus. Saya sering kasih rekomendasi tempat makan yang enak selama latihan di Cipayung atau ketika ia berada di Jakarta," kata Bellaetrix. rep:c79, ed: endro yuwanto