Kamis 24 Mar 2011 17:18 WIB
Serangan Koalisi di Libya

Dubes: AS tidak Memimpin Serangan di Libya

Scot Marciel
Foto: Antara
Scot Marciel

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Scot Marciel menekankan bahwa pemerintahnya tidak memimpin serangan koalisi internasional militer di Libya dan misi itu hanya bertujuan untuk melindungi masyarakat lokal di sana. Marciel di Jakarta, Kamis, mengatakan hal itu bukan merupakan serangan AS untuk Libya, melainkan koalisi internasional oleh DK PBB (Dewan Keamanan PBB) yang diminta oleh masyarakat Libya, Dewan Kerja Sama Teluk dan Liga Arab.

"Ini sama sekali bukan tindakan AS sendiri, bahkan AS tidak memimpin koalisi ini, ada dua tujuan dari upaya koalisi seperti yang disebut dari resolusi (PBB) Dewan Keamanan," katanya. Marciel mengatakan bahwa tujuan terpenting pertama adalah untuk melindungi rakyat Libya, setelah pemerintah Libya membunuhg ribuan rakyatnya sendiri dan ancaman risiko jumlah yang lebih besar lagi, sehingga liga Arab meminta DK PBB untuk turut campur dan menghentikan aksi tersebut, untuk melindungi rakyat.

"Kedua, adalah untuk membentuk sebuah zona larangan terbang sehingga pemerintahan Kolonel Qaddafi tidak bisa terus menyerang warga mereka sendiri, hanya itu tujuan misi ini," ungkapnya. Mengenai jumlah warga sipil Libya yang telah menjadi korban dari serangan koalisi, Marciel mengatakan bahwa tidak ada bukti atas apa yang diklaim pemerintah Qaddafi.

"Pemerintah Libya telah mengklaim bahwa banyak warga sipil yang menjadi korban dari tindakan koalisi, tapi saya pikir tidak ada bukti apapun atas tuntutan tersebut, koalisi telah bekerja untuk melumpuhkan pertahanan udara pemerintah Libya dan untuk mencegah serangan yang direncanakan menuju Benghazi yang mungkin akan mengakibatkan ribuan korban jiwa," katanya.

Alasan utama Liga Arab meminta Dewan Keamanan PBB untuk campur tangan adalah untuk mencegah pembantaian warga Libya oleh pemerintah mereka sendiri, sehingga seluruh tujuan intervensi oleh DK PBB adalah untuk melindungi warga sipil. "Tentu saja ada kemungkinan adanya korban jiwa dalam aksi tersebut, dan setidaknya korban jiwa dari serangan tersebut hanya sedikit jumlahnya, namun secara keseluruhan seluruh misi benar-benar untuk kemanusiaan, untuk melindungi warga negara Libya," katanya.

Menurut Marciel, dunia harus melihat pada apa yang dikatakan warga Libya, mereka mengatakan bahwa rezim Qaddafi telah membunuh sejumlah warga Libya dan siap untuk menyerang kota besar yang penuh dengan warga sipil yang tak berdosa. "Jadi fokus koalisi internasional ini adalah untuk melindungi mereka rakyat Libya," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement