REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - TNI akan memperketat pengamanan wilayah perbatasan darat dan laut menyusul tertangkapnya Umar Patek di Pakistan pada awal Maret 2011. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi kemungkinan wilayah perbatasan darat-laut digunakan sebagai jalur pelarian atau persembunyian sebagian anak buah gembong teroris Umar Patek.
"Ya kita akan tingkatkan pengamanan dan melakukan langkah-langkah pengamanan lainnya yang diperlukan sebagai antisipasi," kata Juru Bicara TNI, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul, ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Rabu (30/3).
Laksamana Muda Iskandar Sitompul menambahkan TNI rutin melakukan pengamanan di wilayah perbatasan baik darat maupun laut. Seluruh unsur TNI siap untuk mengantisipasi segala kemungkinan terkait masih adanya beberapa anak buah Umar Patek yang berkeliaran di Indonesia.
Umar Patek alias Abdul Ghoni alias Abu Syeikh alias Umar Arab dikabarkan ditangkap aparat keamanan Pakistan pada awal Maret 2011. Peracik bom itu menjadi salah satu otak pelaku bom Bali I pada Oktober 2002. Aksi bom yang menewaskan 202 orang.
Patek diyakini termasuk kelompok orang-orang Indonesia, Malaysia, dan Filipina yang ikut latihan militer sekaligus bertempur di Afghanistan dan Pakistan pada tahun 1980-an dan 1990-an. Saat kembali ke Asia Tenggara, mereka mendirikan Jamaah Islamiyah. Mereka kemudian mengorganisasi serangkaian bom bunuh diri dengan sasaran tempat hiburan malam, restoran, hotel, dan kantor kedutaan besar negara-negara Barat di Indonesia. Total korbannya mencapai 206 orang tewas.
Patek diperkirakan kabur ke Filipina selatan setelah bom Bali pada tahun 2002. Dia bergabung dengan gerilyawan MILF pimpinan Abu Sayyaf. Namun, dia diyakini juga tetap mengendalikan operasi Jamaah Islamiyah dari tempat tinggalnya.
Penangkapannya di Pakistan menimbulkan teka-teki soal bagaimana mungkin buron teroris kelas kakap itu bisa menyeberangi tapal batas berbagai negara. Pada Maret 2010, Patek diyakini berada di Provinsi Sulu, Filipina bagian selatan. Yayasan Jamestown, lembaga pengkaji kebijakan keamanan nasional di Washington, menyebut Patek merupakan komandan senior terakhir Jamaah Islamiyah (JI) yang sangat berpengalaman.