REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI - Keluarga Masbukin (37), seorang mualim satu di kapal "Sinar Kudus", mengkhawatirkan keselamatannya, karena hingga kini belum ada kabar pascakapal yang ditumpanginya dibajak perompak Somalia, 16 Maret 2011.
Ninik Asiyah (45), kerabat Masbukin saat ditemui di rumahnya, Jalan Letnan Jenderal Suprapto, Kelurahan Burengan, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis, mengaku, hingga kini masih bingung mencari informasi kondisi terbaru dari kemenakannya itu.
"Dari perusahaan, hanya mengatakan kondisi mereka baik. Tetapi, kami tidak tahu persis bagaimana sebenarnya," katanya.
Ninik mengaku pernah sekali dihubungi kemenakannya itu, sehari setelah kapal yang ditumpanginya, Sinar Kudus dari PT Samudera Indonesia, itu dibajak perompak. Itu pun, ia tidak dapat berbicara banyak.
"Saat itu, ia hanya mengatakan bahwa kapalnya dibajak perompak Somalia. Ia meminta, keluarga segera melaporkan hal ini ke Polri maupun pemerintah, agar mereka segera bertindak. Ia bilang, perompak Somalia minta tebusan 2.500 dolar AS atau sekitar Rp 23 miliar," katanya mengungkapkan perbincangannya dengan Masbukin.
Masbukin yang bekerja di bidang pelayaran sejak 2007 itu selalu mengambil kontrak kerja selama enam bulan. Rute yang ia jalani keliling dunia, seperti ke Eropa, Arab Saudi, hingga negara-negara lainnya. Tetapi, peristiwa pembajakan ini, baru terjadi sekali ini, ujar Ninik.
Menurutnya, Masbukin akan berlayar ke Belanda. Rombongan kapal berangkat dari Pomala, Sulawesi Selatan, pada tanggal 28 Februari 2011. Sesuai dengan jadwal, kapal yang bermuatan biji nikel tersebut selama 34 hari, namun belum sampai ke negara tujuan, kapal itu dibajak.
Jumlah ABK yang ikut dalam rombongan itu sebanyak 31 orang, 20 di antaranya warga negara Indonesia, sedangkan lainnya dari Singapura dan beberapa negara lain. Ninik mengaku, keluarga cukup terkejut dengan kejadian tersebut. Bahkan istri Masbukin, Yunita (35), juga sempat mengalami depresi. Namun, kedua anak Masbukn itu, Maya Artika (8) dan Satrio Luhuring Pambudi (6), masih belum mengetahui jika ayah mereka saat ini sedang menjadi tawanan para perompak Somalia.
"Kedua anaknya, belum tahu jika ayahnya saat ini ditahan perompak. Kalau mereka tanya, ibunya bilang ayahnya sedang bekerja," kata Ninik. Ia minta bantuan pemerintah untuk mencarikan jalan keluar dari kejadian tersebut.