REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Ekspor biji kopi robusta dari Provinsi Lampung pada 2011 masih mengandalkan pasar di 43 negara. Ketua Kompartemen Renlitbang Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Lampung, Muchtar Lutfie, di Bandarlampung, Kamis mengatakan, ke-43 negara itu yakni Aljazair, Armenia, Australia, Belgia, Bulgaria, China, Republik Ceko, Denmark, Ekuador, Mesir.
Kemudian, Estonia, Prancis, Georgia, Jerman, Yunani, Hongkong, India, Iran, Italia, Jepang, Yordania, Korea, Lebanon, Malaysia, Maroko, Meksiko, Belanda, Pakistan, Philifina, Polandia.
Selanjutnya, Portugal, Rumania, Rusia, Singapura, Afrika Selatan, Spanyol, Swedia, Swiss, Thailand, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Vietnam dan Inggris.
"Devisa dari ekspor kopi itu mencapai 392,619 juta dolar AS dengan volume 261.969 ton pada tahun lalu," katanya. Pada 2009 kata Muchtar, volume ekspor biji kopi sebanyak 342.313 ton yang menghasilkan devisa sebesar 475,360 juta dolar.
Muchtar Lutfie memperkirakan jumlah negara tujuan ekspor kopi Lampung pada tahun ini tidak jauh beda dibandingkan pada 2010 yakni sekitar 43 negara.
Sementara harga biji kopi robusta Lampung saat ini mengalami kenaikan dibanding dua pekan lalu. Saat ini harga biji kopi mencapai Rp20.000 per kilogram di tingkat pengumpul besar (pengekspor), sedang di tingkat petani sekitar Rp18.000-Rp19.000/kg.
Kenaikan harga biji kopi itu dipicu oleh sedikitnya produksi sementara permintaan akan komoditas itu cukup tinggi.
Areal perkebunan kopi robusta di Lampung memiliki luas 163.837 hektar dan dikelola oleh 218.447 orang petani. Perkebunan kopi Lampung tersebar di sejumlah kawasan terutama di dataran tinggi seperti Kabupaten Lampung Barat, Waykanan, Lampung Utara, Tanggamus dan Pesawaran.