Sabtu 09 Apr 2011 10:37 WIB

Bentrokan di Suriah, 19 Polisi Tewas

REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS--Media Suriah melaporkan 19 polisi dan anggota pasukan keamanan tewas dalam bentrokan-bentrokan di kota selatan Daraa pada Jumat. Kekacauan dimulai ketika orang bersenjata tak dikenal menembaki polisi dan penduduk sipil yang menggelar protes damai anti-pemerintah setelah shalat Jumat, kata kantor berita resmi Suriah Sana.

Sumber oposisi mengatakan bahwa polisi yang mulai menembaki para demonstran dalam upaya untuk membubarkan pertemuan mereka. Para penggiat melakukan aksi protes massa di Daraa, yang menyebut diri Revolusi Suriah - 2011. Mereka telah menyiarkan daftar berisi nama-nama 14 orang yang tewas dalam bentrokan hari Jumat di Facebook.

Pihak berwenang di Daraa mengatakan mereka tidak menghalangi para demonstran untuk berpartisipasi dalam demonstrasi dan menjaga peristiwa itu berada di bawah kontrol pada saat bentrokan dan tembak-menembak itu dimulai. Di wilayah timur, ribuan warga etnik Kurdi berdemonstrasi menuntut reformasi meski presiden pekan ini telah menawarkan mengendurkan aturan-aturan yang membuat banyak warga Kurdi tidak memperoleh kewarganegaraan, kata sejumlah aktivis.

Protes melanda negara berpenduduk 20 juta orang itu, dari kota pelabuhan Laut Tengah Latakia hingga Albu Kamal di perbatasan dengan Irak, ketika demonstrasi memasuki pekan keempat dengan mengabaikan operasi pasukan keamanan dan meningkatnya janji reformasi oleh pemerintah. "Kebebasan, kebebasan, kami ingin kebebasan," teriak ribuan pemrotes di banyak kota Suriah. Beberapa orang meneriakkan, "Kami mengorbankan darah dan jiwa kami bagimu, Daraa."

Penduduk mengatakan, pasukan keamanan menggunakan meriam air dan bom asap untuk membubarkan protes sekitar 2.000 orang di Hama, kota di mana ribuan orang tewas pada 1982. Mereka menembaki ribuan pemrotes di Daraa, tempat demonstrasi meletus pertama kali pada Maret, kata penduduk. Menurut mereka, pemrotes membakar sebuah bangunan milik Partai Baath yang berkuasa dan menghancurkan patung saudara presiden, Basil.

[removed]// 5) { sendMessage("gtbTranslateLibReady", {"gtbTranslateError" : true}); return; } setTimeout(checkLibReady, 100);}gtbTranslateOnElementLoaded = function () { lib = google.translate.TranslateService({}); sendMessage("{EVT_LOADED}", {}, []); var data = document.getElementById("gtbTranslateElementCode"); data.addEventListener("gtbTranslate", onTranslateRequest, true); data.addEventListener("gtbTranslateCheckReady", onCheckReady, true); data.addEventListener("gtbTranslateRevert", onRevert, true); checkLibReady();};function onCheckReady() { var ready = lib.isAvailable(); sendMessage("gtbTranslateLibReady", {"gtbTranslateError" : !ready});}function onTranslateRequest() { var data = document.getElementById("gtbTranslateElementCode"); var orig = data.getAttribute("gtbOriginalLang"); var target = data.getAttribute("gtbTargetLang"); lib.translatePage(orig, target, onProgress);}function onProgress(progress, opt_finished, opt_error) { sendMessage("gtbTranslateOnProgress", {"gtbTranslateProgress" : progress, "gtbTranslateFinished" : opt_finished, "gtbTranslateError" : opt_error});}function onRevert() { lib.restore();}})(); (function(){var d=window,e=document;function f(b){var a=e.getElementsByTagName("head")[0];a||(a=e.body[removed].appendChild(e.createElement("head")));a.appendChild(b)}function _loadJs(b){var a=e.createElement("script");a.type="text/javascript";a.charset="UTF-8";a.src=b;f(a)}function _loadCss(b){var a=e.createElement("link");a.type="text/css";a.rel="stylesheet";a.charset="UTF-8";a.href=b;f(a)}function _isNS(b){b=b.split(".");for(var a=d,c=0;c[removed]

sumber : antara/reuters/Ria Novosti-OANA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement