REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Puluhan ribu aparat keamanan dan tentara Suriah mulai memperketat keamanan terhadap para penduduk yang akan melakukan unjuk rasa, Sabtu (9/4).
Dalam beberapa jam terakhir warga menyaksikan serangan dan penembakan secara acak ke rumah-rumah warga. Sebuah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak awal protes 15 Maret lalu.
Organisasi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) di Suriah mengatakan, pasukan keamanan Suriah menewaskan sedikitnya 37 orang selama protes sejak Jumat. “Sedikitnya 30 orang tewas di kota Dara’a selatan, dan 3 tewas di Homs dan Harasta, pinggiran kota Damaskus,” kata sebuah pernyataan.
Kementerian Dalam Negeri Suriah memperingatkan bahwa tidak ada ruang untuk kepuasan atau toleransi penerapan hukum. “Aparat akan menjaga keamanan tanah air dan warga negara, dan memberikan perlindungan umum. Dan akan bertindak tegas terhadap mereka yang melakukan tindakan sabotase dan menabur perpecahan dan merusak persatuan nasional,” demikian pernyataan kementerian dalam negeri.
Selain itu, negara juga akan merespons tuntutan para demonstran, dan telah mengumumkan serangkaian tindakan dan keputusan dalam proses pembangunan dan modernisasi Suriah.
Kementerian itu juga mengatakan beberapa orang dibayar oleh pihak ketiga untuk melakukan makar. Dan pihak berwenang Suriah akan menembak kelompok bersenjata tanpa pandang bulu jika melawan pasukan keamanan.