REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak akan dihadapkan ke hakim atas tuduhan terhadap dirinya. Ini dikatakan Menteri Dalam Negeri Mesir Mansour al-Essawy, Selasa (12/04) kepada surat kabar al-Ahram.
Tim jaksa di Kairo telah memanggil Mubarak Minggu (10/04) sehubungan dengan kematian para demonstran dan penyalahgunaan uang publik. Mantan presiden menolak tuduhan yang menurutnya penuh kebohongan. Kedua putra Mubarak juga akan dimintai penjelasan.
Mendagri mesir tidak mengumumkan kapan interogasi Mubarak dan putranya akan dilangsungkan di daerah pinggiran timur Kairo. Setelah rezim Mubarak jatuh 11 Februari, keluarga pindah dari istana presiden di Heliopolis, timur laut Kairo, ke resor Sharm al-Sheikh di Laut Merah. Mereka berada dalam tahanan rumah.
Jumat (08/04), puluhan ribu orang berdemonstrasi di Tahrir Square di Kairo menuntut pengadilan Mubarak dan tokoh-tokoh lain dari rezimnya. Mubarak telah berkuasa sejak tahun 1981 dan tidak pernah mencabut pernyataan keadaan darurat yang diberlakukan di negara itu.
Hal yang sama juga dilakukan pihak Militer yang mengambil alih kekuasaan Februari lalu. Kelompok hak asasi manusia (Human Rights Watch, HRW) mengatakan Selasa (12/04), militer makin jauh membatasi kebebasan berekspresi.