REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Jaringan pelaku bom bunuh diri di mesjid Polresta Cirebon belum bisa terindetifikasi. Namun dijaringan terorisme yang sudah ada sebelumnya diduga berada dibelakang aksi bom tersebut. Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan, pihaknya belum bisa menyimpulkan jaringan mana yang terlibat di belakang aksi teror tersebut. Begitu pula jenis dan bahan yang digunakan.
“Kepolisian telah mengumpulkan bukti-bukti apa saja untuk memecahkan masalah itu. Yang jelas kejadian ini merusak upaya kedamaian permaain di masyarakat. Masih ada masyarakat yang memiliki pandangan yang sungguh di luar perikemanusiaan yang kita anut,”ujarnya saat memberikan keterangan pers di kantornya, Jumat (15/4).
Harus diakui, kejadian yang terjadi di Polresta Cirebon merupakan sesuatu tidak terduga. Meski kejadian bom di tempat ibadah bukan merupakan yang pertama kalinya. “Rumah ibadah bukan sekali ini, ada juga di gereja dan pernah di Borobudur,”katanya.
Hanya saja memang mereka sepertinya merubah pola ataupun taktik yang digunakan. Sehingga aparat sulit untuk mencegah kejadian tersebut. “Kita tidak tahu kapan, kecuali kita mengetahui lebih dini. Kalau mereka memakai email atau media elektronik itu bisa dideteksi. Tapi kalau yang ditempuh tidak make itu sulit,”jelasnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulan Teroris (BNPT) Arsyad Mbai mengatakan Arsyad Mbai untuk mengetahui kelompok mana yang bermain, maka pelakunya harus tertangkap terlebih dahulu. Selama pelaku belum tertangkap, bagaimanapun aparat akan melihat track record dan file siapa yang biasa melakukan aksi itu. “Banyak catatan itu. sementara kita menduga tapi dugaan itu,akan gugur kalau ada fakta sebenarnya,”jelasnya.
Soal masjid, menurutnya bukan modus operandi, melaikan tempat atau sasaran yang digunakan. “Masjid tahun 1998 itu pernah di Istiqlal, kemudian pada 2000 Masjid Agung Yogyakarta meski gagal. Jadi bukan hal yang baru. Modus operasi sudah menjadi kelompok-kelompok yang selama ini melakukan itu,”paparnya. Tapi, lanjut Arsyad Mbai, ini bukan kesimpulan akhir. “Meski kita harus punya dugaan,”katanya.