REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Anggota Komite Normalisasi (KN) asal Solo, Hadi Rudyatmo menolak menandatangani hasil draf yang dianggap melenceng dari aturan FIFA pasca-Kongres PSSI dadakan.
"Saya tidak mau menandatangani draf hasil kesepakatan dari 101 pemilik hak suara. Karena draf yang disodorkan itu tidak sesuai hasil yang dibicarakan dalam kongres dadakan," kata Hadi Rudyatmo, usai menerima utusan dari salah satu anggota KN yang datang dari Jakarta, di Solo, Sabtu.
Sementara ada salah satu utusan dari Jakarta mendatangi ke rumah dinas Wakil Wali Kota Surakarta, Hadi Rudyatmo di Solo, Sabtu ini. Keduanya kemudian melakukan dialog yang intinya meminta agar Rudyatmo mau menandatangani soal draf yang dianggapnya melenceng dari statuta FIFA.
"Saya tetap konsisten tidak mau menandatangi draf itu, karena sudah keluar dari aturan. Saya dalam hal ini tidak mempunyai kepentingan dan saya hanya berharap persepakbolaan Indonesia lebih maju ke depannya," kata Rudyatmo usai menemui utusan dari Jakarta itu.
Namun, Rudyatmo tidak mau menyebut nama yang mengirim utusan ke Solo terkait penandatanganan draf hasil pembicarakan tersebut. Menurut Rudyatmo, pihaknya memang mempunyai pendapat lain dari hasil konggres yang dilakukan di Jakarta tersebut, meski lima anggota KN lainnya sudah menyetujui dan menandatangani.
"Saya tidak setuju bukan terus saya keluar KN. Saya hanya melaksanakan apa yang ditugaskan oleh FIFA kepada KN," katanya.
Menurut Rudyatmo, FIFA membentuk KN ini untuk menormalisasi PSSI yang kondisinya tidak normal. KN bentukan FIFA ini, juga sebagai komite Pemilihan (KP) pada Konggres, sehingga tidak perlu dibentuk lagi.
Namun, kata dia, hasil pertemuan di Jakarta tersebut berubah menjadi konggres dadakan kemudian yang memiliki hak suara menghendaki agar KP dibentuk pada konggres.
"Hal ini, sebetulnya sudah menyalahi aturan FIFA," katanya.
Selain itu, pihaknya diminta untuk menandatangi terkait permasalahan PSSI yang bukan hasil pembicaraan tentang KP, Komite Banding Pemilihan (KBP) dan pemutihan PSM Makasar.
"Hal ini, terlalu dipaksakan dan sudah ada yang mempunyai kepentingan soal kepengurusan PSSI," katanya.
Menurut dia, dari surat yang berisikan draf kemudian muncul baru yang tidak pada kesepakatan dalam konggres tersebut. Bahkan, surat draf yang hendak ditandatangani tidak ada kop surat KN.
Menyinggung masalah tandatangan apakah mendapat tekanan dari pihak lain, kata Rudyatmo, tidak ada hanya saja pihaknya tidak setuju karena sudah ada orang masuk yang memiliki kepentingan sengaja membuat kisruh terkait menjelang konggres PSSI.
"Saya berharap agar Ketua KN, Agum Gumelar lebih tegas dalam melaksanakan tugas dari FIFA dan jangan sampai keluar statuta FIFA," katanya.