REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Korban tewas yang diduga pelaku bom bunuh diri di Masjid Az Zikra di Mapolresta Cirebon, Jumat (15/4) siang, Muhammad Syarif, dikenal sering menjadi provokator dalam berbagai aksi yang dilakukan umat Islam. "Ia sosok yang berwatak keras dan suka cari perhatian," kata Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat (Gapas), Andi Mulya, Sabtu (16/4).
Dia mengaku, mengenal cukup baik sosok Syarif. ‘’Saya kenal dengan dia sekitar dua tahun yang lalu,’’ ujar Andi. Dia mengatakan, pertama kali mengenal Syarif setelah Syarif sering menjadi jamaah solat di Masjid Raya At Takwa Kota Cirebon.
Andi menggambarkan, sosok Syarif selama ini memang sulit diatur dan sering bertindak sesuai kemauannya sendiri. Bahkan, dia menilai Syarif memiliki gangguan jiwa dan sulit mengendalikan emosi.
Syarif pun pernah menendang sejumlah orang yang sedang tidur-tiduran di Masjid At Takwa sambil marah-marah. ‘’Maksudnya baik (supaya orang tidak tidur-tiduran di masjid), tapi caranya salah,’’ kata Andi.
Tak hanya itu, Syarif juga pernah melepaskan spanduk pengajian di dinding Masjid At Takwa yang dinilai mengganggu kekhusyukan orang yang solat. Akibat perbuatannya itu, Syarif nyaris menjadi sasaran kemarahan petugas keamanan masjid.
Andi menambahkan, Syarif juga sering memprovokasi umat Islam saat melakukan berbagai aksi menentang kemaksiatan di wilayah Cirebon. Karena itu, dia terkadang mencegah Syarif untuk ikut dalam sejumlah aksi umat Islam.
Andi menilai, karakter dan tindakan Syarif itu dilatarbelakangi kondisi kedua orang tuanya yang telah bercerai. Karenanya, Syarif kerap melakukan perbuatan untuk mencari perhatian orang lain.
‘’Meski sering terlibat dalam berbagai gerakan yang dilakukan Gapas, namun Syarif bukan anggota Gapas,’’ tandas Andi.