REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat menyatakan, dalam sepekan rata-rata 1.000 tenaga kerja Indonesia (TKI) tiba di Bandara Taoyuan Taiwan Dalam surat elektronik yang dikirimkan kepada ANTARA setibanya di Taiwan, Rabu (27/4) malam, Jumhur mendapat penjelasan dari petugas CLA (Council of Labor Affair) di Bandara Taoyuan yang melayani TKI.
Kantor CLA di Bandara Taoyuan berada di bawah Kementerian Tenaga Kerja Taiwan yang bertugas melayani kedatangan dan kepulangan tenaga kerja asing termasuk TKI. Jumhur mendapat penjelasan dari dua petugas CLA, Johan dan Denny, mengenai tugas pelayanan CLA terutama menjemput TKI yang baru tiba di Bandara Taoyuan untuk diberi pengarahan terkait keadaan di Taiwan, antara lain budaya, hukum, peran agensi/penyalur TKI, serta karakter majikan maupun pekerjaan.
Setelah itu, mereka dibawa ke agensi atau penyalur TKI untuk mulai bekerja sesuai masing-masing sektor. TKI di Taiwan sebagian besar bekerja sebagai penata laksana rumah tangga, lalu pengasuh jompo, dan awak buah kapal.
Namun CLA dengan 30 orang petugas juga melakukan pendampingan atas permasalahan TKI yang akan kembali ke Indonesia melalui Bandara Taoyuan. Jumhur mengatakan, untuk kepulangan TKI, CLA menangani permasalahan TKI berupa gaji atau upah lembur yang tidak dibayar, pemotongan gaji yang tidak adil oleh agen, kabur dari majikan atau agen sebelum kontrak habis, penganiayaan serta tindakan majikan yang tidak pantas, tabungan TKI yang ditahan agen, dan sebagainya.
Petugas CLA, katanya, menindaklanjuti masalah TKI ke Kementerian Tenaga Kerja Taiwan untuk diatasi dan mereka juga menerima pengaduan TKI per telepon. Jumlah TKI di Taiwan sekitar 160 ribu orang saat ini merupakan tenaga kerja asing terbanyak di negeri itu, dibandingkan negara lain yang juga menempatkan tenaga kerjanya di Taiwan seperti dari Vietnam, Thailand, bahkan dari Filipina yang merupakan pesaing utama Indonesia dalam menempatkan tenaga kerja di luar negeri.