REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Berita tewasnya Osama bin Laden, tokoh Alqaidah paling dicari, membuat harga minyak mulai merangkak naik. Senin pagi ini, pasar dunia mencatat kenaikan harga minyak tertinggi selama dua setengah tahun terakhir yakni $ 113 dollar per barel.
Perdagangan minyak di New York Mercantile Exchane mencatatkan kenaikan $1.07 dollar AS dari semula $ 112.7 mencapai $ 114.18 dalam sesi pagi. Kenaikan itu merupakan tertinggi sejak September 2008. Di London, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni turun 98 sen menjadi $ 124,91 per barel di bursa ICE Futures.
Meski harga minyak di Eropa dan AS bakal meroket, pasar Asia tidak akan dipengaruhi oleh berita kematian Osama. Sebab pasar minyak di Cina, Hong Kong, Taiwan, Malaysia dan Singapura akan ditutup selama Hari Buruh internasional. Sementara Pasar di Jepang dibuka Senin, tetapi akan ditutup tiga hari berikutnya untuk liburan Golden Week.
Presiden Barrack Obama mengatakan bin Laden tewas, Ahad waktu setempat dalam operasi serangan yang dilakukan pasukan khusus Amerika di Pakistan. Para pelaku perdagangan minyak mengatakan kematian bin Laden dapat melemahkan kemampuan Alqaidah untuk melakukan serangan dan mendestabilisasi kawasan Timur Tengah yang kaya minyak.
Meski, menurut mereka Alqaidah juga bisa membalas dendam atas kematian pemimpin mereka. Satu lagi yang patut diperhitungan adalah pemberontakan politik tahun ini di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara telah mengancam pasokan minyak mentah dunia.