Selasa 03 May 2011 12:18 WIB
Negara Islam Indonesia

Kader Partai Golkar Diminta Jauhi Al Zaytun

Rep: Esthi Maharani / Red: Didi Purwadi
Pondok Pesantren Al Zaytun
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Pondok Pesantren Al Zaytun

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Partai Golkar disebut-sebut memiliki kedekatan dengan pondok pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat. Tetapi, saat ini Golkar mengaku mulai menjauhi Al Zaytun. Padahal, sebelumnya pada pemilu 2004, pesantren ini dianggap menjadi sumber perolehan suara yang cukup besar. Konon, 100 persen suara Al Zaytun masuk ke Golkar.

"Kita tidak melihat itu. Tapi, kita melakukan evaluasi dan ketua umum menginstruksikan kita meninggalkan jauh-jauh kedekatan dengan Al Zaytun," ujar Ketua Fraksi Golkar, Setya Novanto, saat dihubungi Republika pada Selasa (3/5).

Menurut Setya, tudingan membuat pihaknya langsung melakukan evaluasi terkait keberadaan NII (Negara Islam Indonesia) di tubuh Golkar. Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie, pun sudah menginstruksikan untuk memeriksa para anggota partai hingga tingkat daerah.

Ini termasuk mengevaluasi kedekatan Partai Golkar dengan Pesantren Al Zaytun. Semua kader Golkar diminta untuk menjauhi kegiatan di Al Zaytun. "Kami diminta untuk tidak mendekati sejak jauh-jauh hari," tutur Setya.

Mantan petinggi NII KW 9, Imam Supriyanto, sempat mengungkapkan NII telah menyusup ke tubuh parpol seperti Golkar, Partai Demokrat, dan partai lainnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement