REPUBLIKA.CO.ID, Menyusul kesepakatan rekonsiliasi antarfaksi Palestina yakni Fatah dan Hamas, Mesir mendesak Amerika Serikat unguk mengakui Palestina sebagai negara merdeka yang independen. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Mesir, Nabil al-Arabi seperti dilaporkan Kantor berita Mesir, MENA Ahad (1/5).
Pernyataan itu disampaikan al-Arabi kepada seorang anggota Kongres Amerika Serikat, Steve Chabot, yang melakukan kunjungan ke Mesir. Pengakuan Palestina sebagai sebuah negara independen oleh Amerika, menurut al-Arabi, sejalan dengan usulan Washington terkait solusi dua-negara di Palestina.
Desakan al-Arabi itu mengemuka menyusul Ketua Biro Politik Hamas, Khaled Meshaal, akan bertemu dengan Pemimpin Otorita Palestina, Mahmoud Abbas, di markas besar Liga Arab di Kairio, Mesir, pada 4 Mei untuk menandatangani kesepakatan damai kedua pihak.
Dua gerakan muqawama Palestina itu berselisih sejak 2006 lalu, Hamas memenangi pemilu parlemen yang berlangsung secara demokratis. Kesepakatan damai itu akan mengakhiri friksi berkepanjangan kedua pihak dan membentuk pemerintahan interim yang akan mempersiapkan pelaksanaan pemilu.
Dalam hal ini, al-Arabi juga menegaskan bahwa Palestina bersatu akan siap untuk melakukan perundingan damai.