REPUBLIKA.CO.ID,KABUL--Presiden Afghanistan Hamid Karzai pada Rabu mengutuk gerakan pimpinan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang membunuh empat anggota satu keluarga Afghanistan dan memicu unjuk rasa, yang menewaskan 11 orang. "Hamid Karzai, Presiden Republik Islam Afghanistan, sangat mengutuk gerakan NATO semalam, yang mengakibatkan kematian empat anggota satu keluarga," kata pernyataan kantornya.
Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO menyatakan empat gerilyawan, termasuk dua perempuan bersenjata, tewas dalam gerakan di propinsi timur laut biasa damai, Takhar. Gerakan itu menyebabkan 2.000 orang turun ke jalan di Taloqan, ibukota propinsi tersebut, dalam unjuk rasa keras, yang menewaskan 11 orang dan lebih dari 50 lagi luka, termasuk dua tentara Jerman. Karzai menyeru pengakhiran gerakan tentara sepihak oleh pasukan asing di Afghanistan, kata pernyataan itu.
Ia menyatakan gerakan seperti itu harus digalang bersama dengan pasukan Afghanistan. ISAF menyatakan gerakan itu dilakukan bersama pasukan Afghanistan. Karzai juga menuntut penjelasan tentang yang terjadi dari Jenderal David Petraeus, panglima pasukan Amerika Serikat di Afghanistan, kata pernyataan itu. "Pemerintah Afghanistan memiliki tugas menilai kematian warga itu dan menuntut penjelasan dari panglima NATO," katanya.
Karzai juga menyesalkan kematian dan luka akibat unjuk rasa itu. Pasukan asing membunuh seorang bocah Afghanistan dan melukai empat orang lain ketika menanggapi tembakan pejuang di provinsi bergolak Kunar timur, kata gubernur provinsi itu pada Senin, pembunuhan ketiga atas warga muda dalam kurang dari sepekan.
ISAF menyatakan membunuh "empat orang bersenjata" di kabupaten Ghazi Abad, Kunar, pada Minggu, tapi memeriksa dugaan korban warga. Fazlullah Wahidi, Gubernur Kunar, menyatakan sekelompok gadis mengumpulkan kayu bakar di dekat persembunyian pejuang dan "terjebak" ketika pasukan ISAF diserang dan membalas. Seorang gadis 10 tahun tewas dan empat lagi luka. "Senjata berat, yang ditembakkan iringan ISAF itu, menghantam para gadis itu, yang dekat dengan pejuang," kata Wahidi kepada kantor berita Inggris Reuters dalam wawancara telepon dari Kunar.
Pada Sabtu, ISAF menyatakan pasukannya secara "keliru" menewaskan remaja 15 tahun dalam gerakan dengan pasukan Afghanistan untuk menangkap pejuang Taliban di propinsi Nangarhar di timur. ISAF juga minta maaf atas kematian seorang remaja putri dan polisi Afghanistan pada Rabu, dalam serangan bersama pasukan asing dan Afghanistan atas rumah di Nangarhar.
Pejuang bertanggung jawab atas lebih dari setengah dari warga korban di Afghanistan, kata angka Perserikatan Bangsa-Bangsa, tapi banyak bukan petempur dibunuh oleh pasukan pimpinan NATO. Kematian tersebut menjadi sumber utama gesekan antara Presiden Afghanistan Hamid Karzai dengan pendukung Barat-nya dan mempersulit upaya merebut dukungan rakyat Afghanistan bagi perang kian tak disukai itu.
Pada Maret, panglima pasukan Amerika Serikat dan NATO di Afghanistan membuat permintaan maaf langka untuk serangan udara, yang menewaskan sembilan anak-anak, yang seperti para gadis di Kunar itu sedang mengumpulkan kayu bakar. Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga menyatakan "penyesalan mendalam" atas kematian tersebut.