REPUBLIKA.CO.ID,ZURICH - Presiden FIFA, Sepp Blatter, tidak membantah kemungkinan menggelar pemilihan ulang tuan rumah Piala Dunia 2022. Pemilihan ulang akan dilakukan jika tuduhan penyuapan terhadap Issa Hayatou dan Jacques Anouma terbukti.
"Kami masih menunggu apakah tuduhan itu terbukti atau tidak," ujar Blatter seperti dikutip the Mirror. "Kami harus menyelesaikan masalah ini selangkah demi selangkah. Saya juga tahu gagasan pemilihan ulang telah menyebar ke seluruh dunia.''
Isa Hayatou dan Jacques Anouma, anggota komite eksekutif FIFA, dituduh menerima masing-masing 1,5 juta dollar AS untuk memenangkan pencalonan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Hayatou dan Anouma menolak tuduhan itu, tapi si penuduh -- pers Inggris menyebutnya whistleblower -- berjanji memberikan bukti penyuapan itu. Sebuah surat kabar berjanji membawa whistleblower ke Zurich untuk didengar kesaksian dan menyerahkan bukti yang dimilikinya.
"Kami akan melakukan investigasi dan akan ada interview terhadap whistleblower yang dilakukan Sekjen FIFA Jerome Valcke dan legal director Marco Villiger," ujar Blatter.
Blattern juga menghendaki penyelidikan independen atas klaim Lord Triesman dalam waktu 11 hari. Triesman mengkalim empat anggota FIFA; Jack Warner (Trinidad & Tobago), Worawi Makudi (Thailand), Ricardo Teixeira (Brasil) dan Nicolas Leoz (Paraguay), meminta uang jika Inggris ingin menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018.