Senin 23 May 2011 13:58 WIB

Tembak Mati Bukan Solusi Akhiri Terorisme

Rep: n02/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pakar terorisme dari Internasional Crisis Group Sidney Jones meyakini tewasnya anggota teroris dalam operasi polisi bukannya menyelesaikan masalah, tetapi justru merugikan densus 88. Tewasnya anggota tersebut menyebabkan densus tidak akan mendapatkan informasi lebih yang dipakai dalam penyelidikan lebih lanjut.

Ia mengatakan, terbunuhnya 28 orang dalam proses penangkapan teroris yang dilakukan densus 88 dianggap cukup tinggi. Seharusnya proses penangkapan bisa dilakukan dengan cara lain. "Kalau sudah 28 orang yang tewas sejak Februari 2010, hal itu saya kira cukup tinggi," katanya usai memberikan ceramah umum dalam Seminar Radikalisme Agama dan Demokrasi, Senin (23/5).

Ia mencontohkan tewasnya Dulmatin pada akhir Maret tahun lalu. Ia tewas di dalam sebuah warnet di Pamulang. Dulmatin membawa mati semua informasi mengenai hubungan antara kelompok di Mindanao dan Indonesia sehingga informasi tersebut hilang saat dia ditembak

Sidney menilai harus ada opsi lain untuk menangkap hidup orang-orang yang terkait teroris tersebut. Dengan ditangkapnya orang-orang tersebut maka akan memudahkan densus untuk melakukan penyelidikan. Penyidik juga akan mengetahui lebih banyak mengenai jaringannya.

Setiap ada yang tewas dalam operasi politik, harus dilakukan invetigasi. Apabila semua teroris tersebut tewas, maka permasalahan tidak akan selesai karena tidak ada investigasi. Jones berpendapat dalam beberapa kasus wajar saja kalau orang melawan kepada polisi. "Namun tidak semua kasus itu betul-betul tewas dalam operasi polisi," lanjut Jones di auditorium Syahida Inn di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Jones menyarankan untuk membuat semacam lesson to learn. Opsi untuk melibatkan orang luar densus pun bisa dipertimbangkan. Opsi menembak hendaknya menjadi opsi yang terakhir yang bisa dilakukan. "Apakah menembak adalah satu-satunya cara? Apa opsi itu bisa lebih dipakai daripada tembak dulu terus tanya kemudian?" tuturnya.

Namun ia tidak mempunyai saran yang khusus mengenai sistem pengawasan terhadap densus. Namun ia mengatakan seharusnya ada semacam penyelidikan namun bukan dari densus itu sendiri. "Ada baiknya melakukan penyelidikan melalui komite-komite atau organisasi lain," ujarnya.

Ia meyakini ada kasus yang wajar, seperti kasus Azahari. Ia pasti sedang melawann dari dalam dan akan meledak apabila tidak ditembak mati. Namun ada di kasus-kasus lain yang membuat Jones ragu apakah penembakan itu benar-benar perlu. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement