Senin 23 May 2011 15:19 WIB

Akui Oposisi Libya, Uni Eropa Buka Misi ke Benghazi

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton saat berkunjung ke Benghazi, Libya
Foto: Al Jazeera/Reuters
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton saat berkunjung ke Benghazi, Libya

REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI - Kepala Kebijakan Uni Eropa, Catherine Ashton, menekankan dukungan bagi oposisi Libya selama kunjungannya di markas mereka, Benghazi. Ashton menjadi diplomat luar negeri tertinggi yang pernah mengunjungi kota tersebut sejak revolusi melawan Moammar Qaddafi meletus pada pertengahan Februari lalu.

Ia melakukan tur ke lapangan di tepi laut di mana ribuan orang yang menyerukan penggulingan Qaddafi pada Februari lalu berkumpul.

Lapangan itu menjadi jantung publik dari gerakan protes di Benghazi dan dilapisi pahatan memorial nama-nama yang telah meninggal dalam konflik.

Asthon membuka misi diplomatik Uni Eropa di kota dengan penghuni sekitar 700 ribu orang yang berada di pinggir jurang perang jalanan dua bulan lalu, sebelum pasukan koalisi internasional memukul mundur tentara yang loyal terhadap Qaddafi.

Berbicara kepada Al Jazeera di Benghazir, Ashton berkata, "Kami di sini untuk mendukung mereka (oposisi) untuk jangka waktu lama."

"Yang menarik untuk didiskusikan dengan mereka dan juga dari kelompok wanita, pemuda dan media yang saya jumpai di sini adalah hal-hal yang mereka cari," papar Ashton.

"Beberapa menyoal tentang pengembangan kapasitas, kemampuan untuk membangun institusi yang tidak pernah ada, memiliki proses politik yang mampu bertahan, seperti sistem partai politik untuk menentukan apa pun yang mereka putuskan."

Mereka juga berpikir tentang manajemen keamanan dan perbatasan. ''Benar-benar hal praktis yang dibutuhkan agar mereka bisa merasa aman di sini,'' katanya.

Sebelum Ashton, diplomat asing dengan pangkat tertinggi yang mengunjungi Benghazi adalah Radoslaw Sikorski, menteri luar negeri Polandia, yang datang pada 11 Mei lalu.

sumber : Al Jazeera
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement