REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS--Gerakan perlawanan Hamas kembali menegaskan penolakanya terhadap pidato presiden Netanyahu yang mengingkari kenyataan sejarah, selain mengungkap sikap Zionis Israel yang rasis radikalis.
Sumber pejabat di gerakan Hamas (24/5) menyebutkan, pidato Netanyahu tidak ada substansi yang baru, selain menegaskan pandangan Zionisme sang penjajah, melalui pernyataannya untuk tetap bersikukuh pada Yerusalem sebagai ibu kota bagi Entitas Zionis Israel.
Ia menolak hak kembali dan hengkang dari wilayah Arab perbatasan 67. Pernyataan tersebut merupakan kelanjutan dari siasat Israel serta permusuhannya selain bentuk pengingkaran terhadap hak-hak nasional bangsa Palestina.
"Dengan ini, kami di gerakan Hamas menegaskan, menolak campur tangan Zioamerika dalam masalah internal Palestina, dengan menolak rekonsiliasi nasional yang menegaskan hak-hak bangsa Palestina untuk melindungi rakyatnya," katanya.
Sementara itu, Hamas menyerukan presiden otoritas, Mahmud Abbas dan komisi pemantau Arab untuk mengkaji ulang sikapnya terkait perundingan yang telah terbukti kegagalanya. Sebaliknya Hamas meminta Abbas memikirkan pandangan setrategis bartu yang bertumpu pada perjuangan dan perlaawanan dalam menghadapi arogansi penjajahan Zionis.