REPUBLIKA.CO.ID - Kapal perang AS, USS Howard, merapat ke Indonesia, tepatnya di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (25/5). Kedatangan USS Howard merupakan bagian dari bentuk kerjasama militer AS dan Indonesia dalam wadah Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2011. Selain USS Howard, dua kapal perang AS lainnya, yakni kapal pendarat amphibi (amphibious dock landing ship) USS Tortuga LSD 46 dan kapal kelas Fregat USS Reuben James FFG 57.
Republika.co.id, Senin (30/5), berkesempatan untuk melihat lebih dekat USS Howard. Nama kapal ini diambil dari AS pada Perang Vietnam, Jimmie Howard. Dia memimpin 18 orang saat menyerang angkatan laut Viet Cong pada 1966. Kapal ini memiliki moto "Siap untuk Menang" ini selesai dibuat pada 1998 dan pertama kali bertugas pada 20 Oktober 2001. Sederet prestasi diraih kapal ini. Salah satunya, keberhasilan membebaskan kapal Ukraina bernama Faina yang dibajak oleh perompak Somalia, Februari 2009.
Diawal berkeliling, Republika.co.id, berkesempatan melihat aksi tiga orang perwira memamerkan peralatan yang biasa digunakan dalam operasi penyerangan. Dalam aksi itu, diperlihatkan sejumlah peralatan seperti tali pemanjat, medis dan perangkat perusak kapal. Alat-alat yang digunakan oleh tim penyerang yang terdiri dari 18 orang ini berfungsi untuk mendobrak pintu masuk ataupun dinding kapal.Sebagai pendukung tim ini juga dilengkapi dengan senapan serbu M4 dan pistol berkaliber 9 mm.
“Dalam satu kali operasi penyerangan, tim penyerangan USS Howard membutuhkan waktu dua jam hingga 19 jam tergantung dengan kondisi lapangan,” papar salah seorang Perwira, Alex Herrera yang kebetulan memandu Republika.co.id.
Usai melihat aksi penyerangan, Republika.co.id, juga berkesempatan melihat perlengkapan pemadam kebakaran. Menurut Alex, dalam operasi penyerangan terhadap perompak tidak menutup kemungkinan ada serangan yang berbahaya bagi kapal. Terlebih, tidaklah mungkin untuk mengandalkan pemadam kebakaran ketika berada di laut. Karena itu, peran tim pemadam kebakaran tak kalah penting.
“Setiap awak kapal memiliki kemampuan untuk menggunakan alat-alat pemadam kebakaran seperti penggunaan seragam anti api, tabung oksigen dan peralatan pendobrak dinding,” kata dia.
Selanjutnya, Republika.co.id, juga berkesempatan untuk melihat berbagai persenjataan yang dimiliki USS Howard. Alex menerangkan, ada 11 senapan mesin kaliber 50 yang diletakkan di setiap sisi. Senapan mesin ini digunakan bila kapal harus berhadapan langsung dengan musuh. Faktor kewaspadaan juga menjadi poin utama dari keberadaan 11 senapan mesin ini. Selanjutnya, Alex juga memperlihatkan peluncur roket jarak pendek MK 15 yang terpampang dalam hidung kapal. Diperlihatkan pula, 32 peluncur roket jarak jauh termasuk rudal Tomhawk yang dioperasikan dengan menggunakan komputer.
“Untuk rudal peluncur, kami harus mendapatkan kordinat dari daratan atau sumber informasi baik melalui satelit untuk mengetahui posisi musuh. Sekali meluncur dibutuhkan waktu dua detik. Namun, tidak semua roket bisa diluncurkan secara langsung,” papar Alex.
Sebagai alat mobillisasi maupun penunjang serangan, kapal berawak lebih dari 300 orang ini dilengkapi dengan empat helikopter tipe SH 60 Seahawk yang dipersenjatai dengan torpedo MK 46 dan rudal Hellfire.
Terakhir, Republika.co.id, diberikan kesempatan untuk melihat pusat kemudi USS Howard. Diperlihatkan berbagai kelengkapan seperti peta, radar, dan arah kemudi. Alex menerangkan, dalam mengemudikan kapal perang yang diharuskan menjelajah berbagai wilayah, keberadaan data yang terhimpun baik melalui satelit dan alat komunikasi lain sangat diperlukan. Tanpa informasi posisi kapal dan musuh, kapal begitu rentan diserang musuh.