REPUBLIKA.CO.ID, THE HAGUE - Ratko Mladic akhirnya terbang ke Belanda, Selasa (31/5) malam untuk menghadapi dakwaan di pengadilan kejahatan perang, The Hague. Ia dituduh berperan dalam pembantaian ribuan Muslim dalam perang Bosnia setelah satu hari emosional di Serbia.
Mantan Jenderal Serbia itu diterbangkan lewat ke bandara Rotterdam dengan jet kecil pemerintah dan dipindahkan melalui helikopter ke dalam sel seluas 15 meter persegi di unit khusus di penjara Scheveninge, penjara mirip kastil batu bata di halaman The Hague.
Ia menghindar ke sisi pintu samping dalam iring-iringan polisi di bawah sorotan lampur biru, menghindari sebagian besar kerumunan orang yang menonton, termasuk anggota keluarga yang menjadi korban pembantaian dan pendukung nasionalis Serbia.
Dalam kerumunan massa terdapat pula veteran perang tentara Belanda, anggota pasukan perdamaian PBB yang tak mampu menghentikan pembantaian 7.500 Muslim lelaki dan anak-anak di Srebrenica pada 1995. Peristiwa itu membuat Mladic didakwa telah melakukan genosida.
"Saya merasakan kembali banyak trauma," ujar warga Kroasia, Dijana Zupanovic, 46, yang bertutur pasukan Mladic telah membunuh saudara lelakinya berusia 20 tahun.
"Tak bisa dipercaya dia di sini. Bagus melihat ia berada di Belanda, karena saya telah melihat banyak orang mati karena dia," ujar mantan pasukan perdamaian Belanda Rene Jagt, 37 tahun, yang pernah bertugas di Srebrenica. "Bagi mereka yang telah kehilangan suami dan anak-anaknya, ini adalah peristiwa besar."
"Dalam unit detensi, ia akan diharuskan menaati peraturan dan kebijakan tahanan serta pengadilan, ia akan diberi salinan dakwaan dan hasil pemeriksaan medis," ujar juru bicara pengdilan kejahatan perang Internasional, Nerma Jelatic, di The Hague.
"Ia akan dikurung dalam sel isolasi paling tidak selama beberapa hari sehingga proses asimiliasi dapat dimonitor. Setelah itu ia akan ditempatkan dalam sel di salah satu tiga sayap unit tahanan.
Setelah beberapa hari, Mladic baru akan bisa bercampur dengan 36 terdakwa kejahatan perang lain dalam penjara dari berbagai macam kebangsaan, beberapa di antaranya dari Serbia, Kroasia dan Muslim Bosnia. Dalam tahanan mereka memiliki fasilitas lapangan olahraga, komputer, televisi, kelas seni dan bahkan pijat atas permintaan.
Penuntut pengadilan, Serge Brammertz, akan memberikan pernyataan, Rabu (1/5) dan Mladic diharapkan hadir di depan para hakim pada Jumat untuk mendengar dakwaan atas kejahatan perang terburuk di Eropa sejak era Nazi.
Sebelum Mladic meninggalkan Belgrade, sebagaian permintaannya telah dikabulkan. Ia berulang kali mengajukan permintaan tersebut sejak ditahan pertama kali, yakni mengunjungi makam putrinya, Ana, yang bunuh diri pada tahun 1994 dengan revolver kesayangan ayahnya.
Motif bunuh diri itu dilaporkan akibat kekecewaan mendalam terhadap peran ayahnya dalam pembantaian di Bosnia, namun bila toh ia meninggalkan pesan itu tak pernah dipublikasikan. Mladic, yang selalu bersikeras putrinya dibunuh oleh musuh, dizinkan untuk berada di makam selama 10 menit, menyalakan lilin di nisan terbuat dari granit hitam dalam pemakaman Belgrade, sebelum ia dibawa dengan kendaraan lapis baja dalam iring-iringan.