Rabu 15 Jun 2011 11:31 WIB

Ajang Pembuktian Para Imigran

Rep: Abdullah Sammy / Red: Didi Purwadi
Innocent Emeghara (dua kanan) usai menjebol jala Islandi di laga Euro U21 2011
Foto: AP/Gorm Olesen
Innocent Emeghara (dua kanan) usai menjebol jala Islandi di laga Euro U21 2011

REPUBLIKA.CO.ID,KOPENHAGEN - Ajang Piala Eropa U21 2011 menjadi arena pembuktian bagi para imigran Swiss. Dua kemenangan yang diraih Swiss pun tidak terlepas dari jasa para pemain naturalisasi. Terakhir, gabungan warga asli dan imiran Swiss sukses memukul Islandia 2-0 pada Selasa (14/6) waktu setempat.

Bila di partai melawan Denmark seorang imigran asal Kosovo, Xherdan Shakiri, yang jadi penentu kemenangan Swiss, kini pemuda kelahiran Nigeria bernama Innocent Emeghara yang jadi pahlawan Swiss. Golnya menit ke-40 berhasil menggandakan keunggulan Swiss yang sebelumnya dibuka Fabian Frei di menit pertama pertandingan.

Aksi pemain yang baru sembilan bulan menjadi warga negara Swiss tersebut membawa timnya untuk selangkah lagi lolos ke babak semifinal. Kemenangan ini langsung disambut gembira oleh pelatih Swiss, Pierluigi Tami.

“Enam poin dari dua partai adalah hasil yang pelatih manapun inginkan. Tapi, semua hasil itu diperoleh dengan tidak mudah,” katanya seusai laga.

Dalam partai pembuka melawan Denmark, Tami memuji penampilan Shakiri. Kini nama Emeghara dan Mario Gavranovic yang disanjung oleh Tami. “Saya sangat senang khususnya untuk Gavranovic yang tampil baik setelah sebelumnya absen lama karena cidera,” kata Tami memuji pemain berdarah Bosnia tersebut.

Darah imigran memang menjadi kekuatan utama Swiss di Piala Eropa U21 2011 yang berlangsung di Denmark. Selain Shakiri dan Emeghara, sederet pemain asing lain memenuhi skuat Swiss, di antaranya; Jonathan Rossini (Italia), Gaetano Berardi (Italia), Granit Shaka (Kosovo), Mario Gavranovic (Bosnia),  Pajtim Kasami (Makedonia), Admir Mehmedi (Albania), Nassim Ben Khaliffa (Tunisia), Amir Abashi (Serbia), dan Daniel Pavlovic (Kroasia).

Kehadiran para imigran dalam tim mendapat pujian dari Tami. Menurutnya, para pemain mampu menyatu dalam sebuah kekuatan. “Pertandingan ini (melawan Islandia) menjadi gambaran bahwa para pemain punya kelengkapan secara tim,” puji sang pelatih.

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement